Mohon tunggu...
Nastiti Cahyono
Nastiti Cahyono Mohon Tunggu... Editor - karyawan swasta

suka menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Persatuan yang Sedang Diuji

27 Agustus 2019   15:24 Diperbarui: 27 Agustus 2019   15:32 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tahu gejolak nasional yang terjadi pada dua minggu terakhir ini adalah soal Papua. Papua menjadi penting karena menjadi pembicaraan nasional. Viral di media sosial dan juga menjadi berita utama di beberapa media internasional.

Papua adalah seperti permata mutu manikam. Sumber Daya Alamnya (SDA) kaya dan belum sepenuhnya diolah. Beberapa SDA sudah ditemukan seperti emas dan tembaga yang diolah oleh Freeport Indonesia. Perjanjian yang tidak menguntungkan Indonesia menjadikan sebagian besar SDA itu berpindah ke negara lain.

Bagaimana pun kekayaan alam Papua harus diolah dan sepenuhnya untuk kesejahteraan Indonesia. Harus ada formulasi yang tepat untuk memgelola sumber daya itu. Papua punya banyak hal yang dibutuhkan negara ini. Ada laut yang kaya dengan ikan, ada hutan yang memberikan banyak nutrisi oksigen, selain potensi pariwisata yang mengagumkan.

Sejak masa revolusi lalu, Papua adalah sesuatu. Kita mungkin ingat berbagai dialog soal kemerdekaan Indonesia yang masih ditahan oleh Balanda yang membonceng sekutu. Saat itu Belanda yang sebenarnya sudah melepaskan Indonesia ke Jepang yang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun ingin kembali menjajah Indonesia kembali.

Kenapa masyarakat dunia menginginkan Indonesia jatuh ke tangan mereka. Tak kurang karena sumber daya alam yang begitu kaya di Indonesia. Rempah-rempah, gula dan kopi yang amat dibutuhkan di Eropa ada di Indonesia. Juga tembakau yang dibutuhkan untuk pelapis cerutu. Jerman amat membutuhkan tembakau dari Nusantara.

Karena Indonesia sudah berkomitmen untuk menyatukan diri melalui proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 2019, maka daerah-daerah itu ingat apa yang sudah menjadi komitmen mereka. Persatuan, dan kesatuan Indonesia serta Pancasila adalah hal penting dari komitmen itu. Segala keragaman dan perbedaan adalah konsekwensi dari besarnya wilayah Nusantara yang terpisah oleh lautan, gunung dan lembah.

Semua etnis dan bahasa serta keyakinan yang dianut oleh bangsa Indonesia tentu paham soal komitmen itu. Mereka  berjuang bersama-sama untuk mencapai cita-cita bersana yaitu keadilan dan kesejahteraan. Tak ada warga negara yang menginginkan kekacauan dan perpecahan terjadi di wilayah ini. Kekacauan yang menjadi besar karena media sosial dan dunia maya.

Karena itu, apa yang sedang terjadi di Papua adalah ujian bagi komitmen Indonesia yaitu persatuan. Apa yang dilakukan oleh sebagian kecil orang dan menyebabkan kacau sesungguhnya adalah ketidak fahaman personal soal cita-cita bersama bangsa Indonesia.

Karena itu mungkin kita bisa memulai langkah kecil untuk bisa membawa kedamaian kembali. Semoga kedamaian itu bisa berlangsung selama mungkin. Selama Indonesia berdiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun