Setiap manusia dibekali akal oleh Tuhan. Melalui akalnya, manusia bisa mempelajari ilmu pengetahuan, sebagai sarana untuk memahami kebenaran, dan sebagai sarana untuk berpikir. Melalui akal, manusia juga bisa mencegah dan mengendalikan hawa nafsunya.Â
Dengan akalnya, manusia bisa membedakan mana baik dan buruk, mana yang penuh teladan dan tidak. Namun, dalam perjalanannya manusia seringkali tidak bisa memanfaatkan akalnya dengan baik.Â
Tidak sedikit yang menggunakan akalnya untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab. Salah satunya untuk memproduksi hoax dan ujaran kebencian di media sosial.
Pilihan ada di tangan kita sendiri. Mau menebar kebaikan atau kebohongan dan kebencian. Semuanya akan memicu konsekwensi yang berbeda dan yang terjadi saat ini, banyak orang yang memilih menebar hoax dan kebencian.Â
Tahun politik membuat praktek ini seringkali digunakan oleh oknum yang tak bertanggung jawab. Mereka secara sengaja menggunakan hoax dan ujaran kebencian, untuk mendapatkan dukungan masyarakat.Â
Alhasil, pendidikan politik yang diharapkan bisa muncul di tahun politik ini, nyaris tidak terlihat. Semua timses sibuk menebar hoax dan kebencian, untuk menaikkan atau menurunkan elektabilitas paslon.
Kita semua saat ini tinggal di era milenial. Eranya kemajuan teknologi informasi. Banyak cara yang bisa kita gunakan untuk mengakses informasi. Dan banyak cara pula yang bisa kita lakukan, untuk membekali diri dengan informasi yang valid kebenarannya.Â
Literasi media bisa dilakukan dengan cara melakukan cek ricek terhadap setiap informasi yang kita terima. Banyak sekali situs berita bermunculan. Namun tidak semua memunculkan berita yang factual dan valid.Â
Untuk itulah cek berita yang sama di media mainstream yang sudah terpercaya. Jika belum yakin, tanyakan kepada pihak-pihak yang memang kompeten. Dan yang terakhir gunakan akal dan pikiran yang telah diberikan Tuhan kepada kita, untuk menganalisa informasi tersebut. Apakah ini sulit? Tidak. Karena semuanya bisa dilakukan dengan mudah.
Cerdas bermedsos dengan cara menguatkan literasi media dan literasi digital ini, penting dilakukan mengingat penyebaran informasi hoax dan ujaran kebencian kian mengkhawatirkan. Terkadang kita sulit membedakan mana yang benar dan tidak. Karena mereka sudah pandai mengemas sedemikian rupa, hingga sulit dibedakan.Â
Apalagi kelompok penyebar hoax dan kebencian ini juga mulai mendekati elit politik dan tokoh masyarakat. Dan tidak sedikit diantara para tokoh dan elit, yang juga terjebak dan menjadi korban informasi bohong dan kebencian.Â