Mohon tunggu...
Puspita Dewi
Puspita Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba menjadi penulis yang konsisten

Sedang berusaha mencari jati diri dari ribuan ego yang menguasai.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prinsip-prinsip Komunikasi Efektif dalam Keluaraga di Masa Pandemi

23 Januari 2022   00:35 Diperbarui: 23 Januari 2022   00:37 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

   Pandemic covid-19 yang terjadi dari 2019 hingga saat ini masih belum menemukan titik terang. Perubahan pola tingkah laku masyarakat dan perubahan komunikasi menuai berbagai dampak negatif dan positif. Pada maret 2020, pemerintah Indonesia mulai menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat. Bekerja dari rumah dan belajar dari rumah. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyebaran virus corona. Pada awalnya, keputusan ini disambut baik oleh masyarakat, karena masyarakat memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga.  Pandemic ini membuat semua kegiatan hanya dapat dilakukan secara daring atau menggunakan smartphone, hal ini karena keterbatasan jarak yang harus diterapkan. Sehingga dapat menyebabkan lupa akan dunia nyata. Mulai dari berbelanja kebutuhan sehari-hari, bekerja, sekolah hingga kuliah. Komunikasi mulai tidak efektif dilakukan dan terjadi kegagalan komunikasi karena perbedaan persepsi.

   Peran orang tua dalam membimbing anak sangat penting. Komunikasi yang efektif dapat terjadi ketika orang tua dan anak memiliki persiapan yang matang, tempat dan suasana yang tenang dan keinginan yang sungguh-sungguh. Komunikasi efektif tidak dapat terjadi apabila terdapat masalah komunikasi dalam keluarga di masa pandemic.

Lemahnya Kepercayaan antara anak kepada orang tua. 

   Kepercayaan merupakan pondasi utama. Apabila dalam diri anak tidak ada kepercayaan maka akan terjadi ketertutupan diri anak dan enggan bercerita kepada orang tua. Hal ini disebabkan cara orang tua mendispilnkan anak, yang terlalu mengawasi tingkah laku serta persepsi yang salah terhadap anak, membuat mereka terkekang dan menutup diri.

Kegagalan Anak Setiap keluarga memiliki tradisi mendidik anak.

   Orang tua menaruh ekspetasi kepada anaknya, namun enggan untuk menemani dan menuntunnya. Kebanyakan orang tua hanya mendoktrin, apabila anak gagal, maka kecaman dan cacian yang didapatkan dibandingkan memberikan kalimat mendukung. Hal ini dapat disebabkan karena tradisi yang mereka dapatkan. Maka kepercayaan mereka, akan hilang dana menyebabkan kebohongan anak kepada orang tua.

Orang tua tidak memiliki kemampuan komunikasi efektif dengan anaknya. 

   Kemampuan komunikasi tidak semua orang memilikinya, terkadang hal tersebut menjadi alasan ketiadaan komunikasi efektif antar orang tua dan anak. Permasalahn yang ada lebih banyak berasal dari orang tua karena mind set orang tua iyalah memiliki wawasan lebih luas, anak hanya orang baru yang tidak mengetahui apapun, sehingga beberapa orang tua melakukan membatasi dan menekan tingkah laku yang menyebabkan berbagai permasalahan komunikasi. Namun tidak semua orang tua memiliki pikiran seperti itu, banyak diantaranya merangkul dan menjadikan diri sebagai sahabat anak untuk menjaga komunikasi efektif dan membuat anak selalu berada dalam pengawasannya dengan keterbukaan komunikasi.

Prinsip-Prinsip Komunikasi Efektif Antara Orang Tua Dan Anak Di Masa Pandemi.

   Untuk mendapatkan komunikasi efektif terdapat 6 prinsip yang melatar belakanginya yang membuat komunikasi dapat merubah sikap anak terhadap dirinya dan orang lain. Prinsip-prinsip yang harus di terapkan dalam komunikasi antara orang tua dan anak, antara lain,

   Accessible dalam prinsip komunikasi efektif merupakan kemudahan dalam komunikasi atau menyampaikan pesan atau informasi. Diperlukannya keperccayaan antar orang tua dan anak, agar terdapat kemudahan dalam komunikasi. Solusi yang dapat dilakukan apabila anak kehilangan keperccayaan iyalah dengan meluangkan waktu untuk berbicara dan bermain, tidak membatasi kegiatan yang disukai dan selalu mendukung dalam konteks positif. Sehingga aturan seperti kurangi keluar rumah saat pandemic dapat dengan mudah dipahami dan diterapkan oleh anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun