Malam yang perlahan mulai pamit pada langit yang belumlah biru
Merangkai sepucuk rinduku setinggi semeru
Meskipun aku lelah merindu dan enggan kembali menyeru
Karena kutau pasti diriku terlalu cemburu
Angin yang berhembus malu-malu seakan tak ingin membangunkan sang rembulan
Dinginnya yang bayu yang semakin menelusup ke tulang bukanlah sebuah alasan
Keheningan dan kesendirianku seakan membimbingku agar sejalan
Menjadi saksi diriku yang menunduk bisu bertafakur dengan segenap amalan
Malam yang senyap berhiaskan cahaya rembulan yang kian redup
Menawanku dengan segenap pesonamu yang tak pernah surut
Sedangkan dirimu terlalu tinggi dan jauh hingga selalu membuatku semakin terlarut
Memendarkan seujung rasa kerinduanku yang tak pernah tersampaikan meski aku cemberut
Menikmati sepertiga malamku yang begitu syahdu
Mengurai rindu dan mengajakku mengadu kepada Rabbku seakan menjadi candu
Sketsa namamu tak lagi tersebut diantara aksara yang terucap dalam rangkaian doaku