Mohon tunggu...
Nadine Putri
Nadine Putri Mohon Tunggu... Lainnya - an alter ego

-Farmasis yang antusias pada dunia literasi, anak-anak, dan kamu. Penulis buku novela anak Penjaga Pohon Mangga Pak Nurdin (LovRinz 2022).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Salah Baca

29 Mei 2023   07:01 Diperbarui: 29 Mei 2023   07:07 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Sore itu hanya dia satu-satunya pengunjung di dalam toko. Lumayan lama Eli memerhatikan sosoknya: gadis berjaket kulit warna hitam tengah berdiri di ujung rak roti yang terletak di sisi kanan ruangan. Gerak-geriknya nampak mencurigakan. Tangannya bergerak cepat membolak-balikkan bungkusan roti sambil sesekali membetulkan letak kacamatanya yang melorot.

Seingat Eli bagian rak itu diisi roti pandan gula merah. Entah roti apa yang dicari gadis itu, tapi aktivitasnya terlihat jelas dari arah Eli berdiri di samping meja kasir. 

"Nel, coba kamu lihat, deh, perempuan itu," ujar Eli dengan sedikit menaikkan dagunya ke arah si gadis. Tatapan karyawan Eli yang bertugas sebagai kasir itu langsung mengikuti pandangan bosnya. 

"Sebentar ya, coba aku samperin." Nel segera meletakkan ponsel yang dari tadi ia pegang. Ia hampir saja melesat dari belakang meja kasir jika Eli tidak segera menahannya. 

"Eh, biar aku aja."

Ketika Eli hendak keluar dari balik meja, gadis berjaket kulit itu sudah berjalan ke arahnya. Benar saja, dengan wajah kesal ia menyodorkan nampan berisi beberapa roti pandan gula merah. 

"Kak, ini gimana sih, roti sudah kadaluarsa masih aja dipajang!" Gadis itu berkata dengan nada ketus. Eli sempat terkejut, tapi tanpa menunggu gadis itu berkata lagi, ia segera memeriksa plastik pembungkus roti pandan tersebut satu-satu.

Dua bungkus, tiga bungkus, empat, hingga ada tujuh bungkus perempuan berperawakan mungil itu memeriksa label tanggal kadaluarsanya dengan teliti. Nel berdiri di sebelahnya dengan perasaan tak menentu. Pikirannya langsung tertuju pada Mang Cepi. Lelaki tambun tapi cekatan yang bertugas sebagai chef di toko itu apa iya sampai seteledor itu menyediakan roti basi? Nel harap-harap cemas. Ia bersiap akan membantu Eli menjelaskan sebaik-baiknya pada si gadis jika benar rekan kerjanya yang salah. 

"Gimana, Kak, emang udah lama kan rotinya? Berarti lewat berapa hari tuh? Padahal saya mau beli lho! Untung aja saya teliti!" cerocos si gadis masih menunjukkan wajah kesal. 

Eli selesai memeriksa roti-roti itu lalu tersenyum menahan tawa. Nel yang berdiri di sebelahnya mengernyitkan dahi hingga akhirnya ia ikut membaca tanggal kadaluarsa pada bungkus roti di hadapannya. Di label pembungkus roti itu tertera 180523, sedangkan hari ini masih tanggal 14 Mei 2023. Itu artinya masih ada empat hari lagi roti-roti itu bisa dikatakan kadaluarsa. 

"Maaf, Kak, ini tertulis tanggal 18, lho... sekarang kan masih tanggal 14." Nel pun tak kuasa menahan tawanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun