Mohon tunggu...
Nadine Putri
Nadine Putri Mohon Tunggu... Lainnya - An alter ego

-Farmasis yang antusias pada dunia literasi, anak-anak, dan kamu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja di Kali Cisadane

20 Februari 2021   10:27 Diperbarui: 20 Februari 2021   10:59 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu, di pinggiran kali Cisadane, kamu pernah bilang bahwa kamu orang yang paling peduli; peduli dengan apa saja, bahkan hal-hal remeh temeh sekali pun asal itu menggugah rasamu yang paling dalam.

"Memangnya ada, hal remeh yang bisa menggugah rasa?" tanyaku waktu itu.

"Ada. Coba aja kamu kentut di antara orang-orang yang sedang antre di kasir," jawabmu datar sambil menusuk cilok bersaus kacang yang sedang hangat-hangatnya dari dalam plastik bening.

"Jeehh ... itu sih bukan hal remeh. Udah termasuk masalah besar, tuh! Kentut adalah sebuah zat tak kasat mata yang baunya bisa memporak-porandakan tatanan kehidupan manusia! Coba deh, kamu bayangin: gimana rasanya orang-orang di sekitar kasir begitu bunyi 'psssst' keluar dari celah badanmu yang tersembunyi itu. Pasti mereka ribut, kan? Lalu mereka akan saling melirik satu sama lain, saling menuding, atau bahkan saling memaki, lho!" kataku berapi-api.

"Omong apa, kamu?!" katamu, lagi menusuk cilok kedua.
 
Aku hanya terkekeh melihat ekspresimu. Inginnya sih, nonjok. Tapi jika kuingat-ingat lagi, memang omonganku terlalu rumit bagi orang se-simpel kamu. Aku bahkan bisa mengatakan kalimat yang panjang kali lebar sama dengan luas hanya untuk membahas satu kata saja.

Bukan jadi masalah, sih, jika caramu peduli padaku hanya dengan mimik muka datar dan intonasi suara yang sama saja dari awal hingga akhir bicara. Aku anggap kamu tetap peduli denganku, bahkan hanya dengan caramu memandangku. Cara memandangmu yang tenang, dalam, lalu menghanyutkan sama seperti aliran kali Cisadane. [*]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun