Desa Kampil, Kab. Pekalongan (8/02/2025), Setelah melakukan observasi dan mengikuti kegiatan posyandu di lingkungan wilayah Desa Kampil, terdapat beberapa ibu hamil. Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Â 57% ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan risiko baby blues tertinggi di Asia. Sindrom baby blues merupakan kondisi psikologis yang muncul pada masa nifas dan dapat menyebabkan depresi dan kecemasan pada ibu. Perubahan hormonal yang dratis pasca melahirkan mempengaruhi zat-zat kimia di otak yang mengatur mood, sehingga perasaan ibu menjadi terganggu.
Oleh karena itu, Mahasiswa KKN Tim I Undip 2024/2025 memberikan edukasi mengenai bagaimana cara mengatasi dan apa saja dampak dari baby blues sindrom. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan pemahaman ibu hamil melalui psikoedukasi penanganan baby blues sindrom pada ibu hamil sebagai upaya pencegahan depresi dan kecemasan pada ibu pasca melahirkan.
Edukasi ini telah disampaikan oleh Nuha kepada para ibu hamil di Desa Kampil. Nantinya Nuha akan menyebarkan edukasi tersebut di kegiatan kelas ibu hamil. Edukasi diberikan dalam bentuk leaflet, selain menyebarkan leaflet, Nuha juga membuatkan grup WhatsApp bersama dengan ibu hamil sebagai sarana pendampingan lebih lanjut. Program tersebut mendapat antusiasme dari beberapa ibu hamil. Terdapat setidaknya 15 ibu hamil yang hadir pada saat pelaksanaan kelas ibu hamil.Â
Melalui leaflet yang telah disebarkan ini, diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada calon ibu mengenai tips kuat melewati fase baby blues, sehingga ibu tetap dapat melakukan aktivitas dengan baik, Â merasa bahagia ketika merawat dan menyusui si kecil tanpa adanya tekanan dari lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI