Resensi Novel "Me Before You"

Novel yang berjudul "Me Before You" karya Jojo Moyes merupakan novel bergenre romantis yang memiliki sekuel. Novel ini telah difilmkan dengan judul yang sama dan pernah ditayangkan di layar bioskop. Untuk lebih memahami tentang novel ini, berikut resensi dari novel Jojo Moyes

Identitas Buku
Judul buku : Me Before You
Pengarang : Jojo Moyes
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : Cetakan keempat: Oktober 2016
Jumlah halaman : 656 halaman

Ringkasan Isi Buku

Lousa Clark merupakan seorang wanita berusia 26 tahun yang baru saja kehilangan pekerjaan tercintanya. Ia harus menelan realita bahwa caf tempatnya bekerja selama ini harus bangkrut, dan terpaksa memberhentikannya. 

Setelah berpusing-pusing mencari lowongan pekerjaan di internet yang cocok untuknya, -- tentu saja mengganti popok orang tua bukan salah satunya -- ada satu lowongan pekerjaan yang akhirnya bisa ia putuskan untuk diambil. 

Asisten pribadi seorang penderita quadriplegia. Yang harus Lou lakukan adalah menyuapinya, membersihkan kamarnya, menemaninya menonton TV, dan hal-hal lain yang tidak bisa penderitanya lakukan sendiri.

Awal pertemuan mereka, Lou dan Will Traynor, bukanlah suatu pertemuan pertama yang didamba-dambakan. Pertemuan mereka diawali dengan Will yang berusaha untuk menakuti Lou dengan wajah yang dimerot-merotkan dan mulut yang dimiring-miringkan, serta suara-suara aneh yang keluar dari mulutnya. Didepannya, berdiri Mrs. Traynor yang jengkel dengan kelakuan putranya, dan Lou yang berusaha terlihat ramah dan berani, meski buku-buku jarinya telah memutih. Hari demi hari mereka lalui. Pertemuan mereka yang tadinya canggung dan diam, telah berubah menjadi lelucon renyah dan banyak petualangan seru.

Lou mengetahui misi dibalik 6 bulan rentang waktu pekerjaannya. Lou mengetahui apa yang Will dan Mrs. Traynor sembunyikan dibalik punggungnya, itu sebabnya ia selalu bersemangat untuk membuat rencana-rencana liburan fantastis bersama Will dan Nathan (asisten pribadi Will yang lainnya) untuk menggagalkan rencana Will yang diam-diam itu. Lou bertekad untuk mengubah rencana Will, semoga saja.

Namun, dari petualangan mereka yang hanya menonton pertunjukkan musik, menonton pacuan kuda, bahkan liburan mewah bermandikan pasir pantai dan matahari selama 2 minggu di Mauritius, keputusan Will sudah bulat. Lou tidak dapat menggagalkan keputusan Will. Lou tidak dapat merampas satu-satunya keputusan yang Will buat dalam hidupnya, satu-satunya hal besar yang dapat ia lakukan yang -- menurut Will -- berarti dalam hidupnya.

Setelah berhari-hari tenggelam dalam rasa marah, emosi, dan kekecewaan yang berladang dalam dirinya, Lou mendapatkan pesan dari Mrs. Traynor. Ia ingin Lou menemui mereka di Swiss, tempat terakhir Will beristirahat. Pada awalnya Lou sudah memutuskan untuk tidak lagi melibatkan dirinya dalam permasalahan yang rumit ini. 

Namun, dengan dorongan Treena -- adik kandungnya yang pintar dan cemerlang -- Lou sadar bahwa inilah cara terakhir untuk menunjukkan perasaan sayangnya yang sebenarnya. Perasaan cinta yang sebenarnya. Dengan persiapan yang buru-buru dan sekenanya, ia bertekad untuk pergi ke Swiss saat itu juga. Setelah perdebatan sengit dengan Mum, akhirnya Lou menerobos jalannya untuk pergi ke bandara, pergi menemui Will.