Mohon tunggu...
Sam Nugroho
Sam Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Notulis, typist, penulis konten, blogger

Simple Life Simple Problem

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menikmati Keberagaman Lewat Sensasi Dahsyatnya Sambal Indonesia

1 Maret 2018   01:05 Diperbarui: 1 Maret 2018   06:59 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambal Ulek (dok. Klub Gastronomi Indonesia)

Umumnya orang Indonesia beranggapan, "Makan tanpa sambal terasa belum nikmat". Hampir semua masakan Nusantara selalu disajikan bersama dengan sambal. Bahkan di Manado, pisang goreng pun dicocol dengan sambal. Kalaupun sambal tak tersedia di meja, minimal ada beberapa potong gerusan cabe merah atau beberapa potong cabe rawit dicepluskan ke mulut sebagai teman makan.

Perkara kebiasaan makan sambal ini nyatanya terbawa sampai ke luar negeri. Alasannya, masakan yang disantap terasa hambar, belum pedas apalagi bila ada sambal yang tersedia. Namun varian sambal di luar negeri tidak sepedas sambal dari tanah air. Maklum saja lidah dan perut orang asing jelas berbeda dengan kita.

Mengapa sambal begitu populer di Nusantara dan nyaris menjadi makanan utama, bukan sekedar pelengkap? Hal ini dikarenakan seni kuliner Nusantara bersifat hidangan dingin sehingga cabe menjadi hal penting dalam setiap masakan. Rasa pedas cabe tidak hanya memberikan rasa yang menggugah selera tetapi juga memiliki fungsi sebagai pengganti temperatur panas.

Asal Muasal Sambal

Menurut sumber dari laman id.wikipedia.org sambal adalah saus pedas dengan bahan utama yang disiapkan dari cabai yang dilumatkan sehingga keluar kandungan sari cabe dan ditambah bahan-bahan lain seperti garam dan terasi. Sambal merupakan salah satu unsur khas hidangan Indonesia, Melayu ditemukan pula dalam kulinerAsia Selatan dan Asia Timur. Ada bermacam-macam variasi sambal yang berasal dari berbagai daerah.

Suryatini N Ganie (2009) dalam bukunya mencatat sekurangnya ada 100 variasi makanan yang dibuat dari sambal. Hal ini menunjukkan betapa kayanya jenis kuliner nusantara. Bahkan ada kisah yang menyebutkan bahwa pada zaman kolonial, baboe (pembantu) rumah tangga yang paling mahal harganya adalah yang paling pandai membuat sambal. 

Seorang arkeolog Indonesia Titi Surti Nastiti menyebut bahwa cabai pada masa Jawa Kuno telah populer menjadi komoditas perdagangan yang langsung dijual. Tak mengherankan jika cabe menjadi bahan masakan yang populer di kawasan beriklim tropis ini.

HokBen Blogger Gathering di Jakarta

Kamis pekan lalu (22/2) lalu PT Eka Bogainti atau HokBen mengadakan gathering dengan mengundang para blogger yang tersebar di beberapa wilayah Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Kali ini saya kebagian di Jakarta. Melihat tempatnya yang strategis yaitu berada di HokBen cabang Kartika Chandra di bilangan Gatot Soebroto, Jakpus. Communications Division Head HokBen, Mbak Kartina menjelaskan sejarah HokBen berdiri sejak pertama kali hingga mampu memanjakan lidah para pelanggannya hingga saat ini.

Tentang HokBen dari Masa ke Masa

Mulai didirikan pada tahun 1985, HokBen membuka outlet pertamanya yang masih bernama Hoka Hoka Bento di daerah Kebon Kacang. Lima tahun berselang HokBen mulai beredar di luar Jakarta, yakni di kota Bandung. Tercatat hingga saat ini telah terdapat 25 gerai yang tersebar di Jawa Barat dan yang paling gress adalah HokBen cabang Transmart Cirebon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun