Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Revolusi Mayat di Amerika Mengubah Jenazah Menjadi Pupuk Kompos, Amankah?

25 September 2021   08:33 Diperbarui: 25 September 2021   08:36 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan youtube: All people gonna die, ide kompsting mayat sudah ada di tahun 2016, direalisasikan di tahun 2019, trending 2020.  (dokpri) 

Revolusi peradaban manusia dalam teknologi penguburan manusia memasuki babak baru. Dulu sebagian manusia terobsesi untuk mengabadikan jenazah dengan pembalseman, atau dimumikan sebagaimana jenazah Raja Mesir Ramses atau Firaun yang bahkan diwartakan dalam kitab suci Al Quran.

Lantas bagaimana dengan era sekarang dimana tanah kuburan semakin langka?

Jangankah perkotaan, bahkan desa jauh di pelosok pun kadang ada keluhan kuburan semakin penuh, apalagi di era pandemi covid19 ini.

Meskipun wabah semakin berkurang, namun masalah mendasar tentang di mana manusia akan diakhirkan atau dikuburkan, menjadi pertanyaan sekaligus sebuah peluang bisnis besar; Manajemen Kuburan Manusia. 

Sandiego Hill, mungkin adalah kuburan mahal.

Taman Makam Pahlawan, lebih banyak untuk petinggi militer.

Maka, sebagian rakyat Amerika memilih cara yang bisa kontroversial dari perspektif agama, namun praktis dari sisi manusia: jenazah dijadikan pupuk kompos.

Bagaimana ceritanya?

LAHAN SEMAKIN TERBATAS

Banyak kota di seluruh Amerika Serikat kehabisan ruang untuk menguburkan almarhum. Beberapa pemakaman yang ditunjuk diprediksi akan kehabisan ruangan dalam satu atau dua dekade mendatang, sehingga sulit bagi keluarga untuk menguburkan orang yang mereka cintai di area yang sama. 

Salah satu alasan kepadatan kuburan ini adalah karena cara penguburan telah dilakukan selama bertahun-tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun