Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Taliban dan Sepucuk Surat untuk Presiden Trump, Ketika Itu

28 Agustus 2021   13:15 Diperbarui: 28 Agustus 2021   17:31 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan NU dan Taliban di Jakarta pertengahan  Tahun 2019 (foto: suarariau.id) 

Taliban semakin menunjukkan giginya sampai saat ini. Meski sempat diguncang bom Kabul di kawasan Bandara yang diklaim sebagai kreasi ISIS, Taliban tetap eksis karena sebagian orang mengatakan bahwa Taliban telah berubah. 

Bahkan Taliban akan melaksanakan kampanye perang anti teroris, sampai China menggandeng Taliban untuk bersama memerangi separatisme dan terorisme. 

Namun demikian, bagaimana mungkin Taliban reborn setelah 20 tahun dikejar-kejar di goagoa pedalaman Afganistan oleh koalisi Amerika? 

Siapa di balik itu, dan mengapa bisa? Pertanyaan yang terus berkembang di mata publik. 

Mari kita coba bedah lagi siapa Taliban dan dinamika apa yang terjadi. 

Siapa Taliban?

Dibentuk pada tahun 1994, Taliban terdiri dari mantan pejuang perlawanan Afghanistan, yang dikenal secara kolektif sebagai mujahidin, yang memerangi pasukan invasi Soviet pada 1980-an. 

Mereka bertujuan untuk menyampaikan interpretasi mereka terhadap hukum Islam di negara itu -- dan menghilangkan pengaruh asing.

Uniknya, Taliban sendiri asal katanya adalah Tolabul Ilmi, atau MAhasiswa, atau Mahasantri, yang belajar agama dengan ketat dan disiplin di zona antara Afganistan dan Pakistan. 

Awalnya, setelah tumbangnya Uni Soviet, banyak negara termasuk Afganistan seakan seperti zero pemerintahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun