Bagaimana mungkin presiden membekukan kabinetnya sendiri dan "mengkudeta" Perdana Menteri?
Itu terjadi saat ini di Tunisia, 26 Juli 2021 dengan penuh hiruk pikuk di tengah pandemi yang menggigit.
Presiden Tunisia Kais Saied hari Minggu 25 Juli 2021 mengumumkan penangguhan parlemen negara itu dan pemecatan Perdana Menteri Hichem Mechichi imbas protes warga sehari sebelumnya yang menganggap pemerintah tak becus tangani Covid-19.
Aksi demonstrasi sempat dilakukan sehari sebelumnya menentang partai yang berkuasa.
Warga membunyikan klakson mobil terdengar setelah Saied membuat pengumuman tersebut setelah melakukan pertemuan darurat di istananya. Kejadiannya sangat dramatis karena sebagian rakyat mendukung langkah presiden untuk "mengkudeta" kabinet, sementara pasti ada juga pihak lain yang menentang.
Siapa yang tidak kenal Negara Tunisia?
Saya deskripsikan dengan bahan beragam informasi sebagai berikut.
Tunisia adalah negara berpenduduk sekitar 11 juta orang di Afrika Utara. Dalam dekade terakhir, ini telah muncul sebagai satu-satunya kisah sukses Musim Semi Arab, sebuah gerakan revolusioner dan berpikiran demokratis yang melanda dunia Arab pada awal 2010-an.
Jadi mengapa Tunisia miskin?
Pada dekade sebelum 2010, Tunisia berhasil mengurangi separuh tingkat kemiskinannya, turun dari 35 persen menjadi 16 persen. Keberhasilan ini datang dari pencapaian sosial tertentu yang penting. Akses universal terhadap listrik, tingginya partisipasi dalam pendidikan dasar dan pengurangan gizi buruk pada anak merupakan faktor yang signifikan. Namun, tren ini tampaknya berhenti setelah 2010, dan tingkat kemiskinan tetap cukup stagnan.