Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Krisis Tunisia Presiden Versus Perdana Menteri 25 Juli 2021

26 Juli 2021   20:33 Diperbarui: 26 Juli 2021   21:13 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tampilan youtube Presiden menjelaskan sikon politik Tunisia (dokpri)

Bagaimana mungkin presiden membekukan kabinetnya sendiri dan "mengkudeta" Perdana Menteri?

Itu terjadi saat ini di Tunisia, 26 Juli 2021 dengan penuh hiruk pikuk di tengah pandemi yang menggigit.

Presiden Tunisia Kais Saied hari Minggu 25 Juli 2021 mengumumkan penangguhan parlemen negara itu dan pemecatan Perdana Menteri Hichem Mechichi imbas protes warga sehari sebelumnya yang menganggap pemerintah tak becus tangani Covid-19.

Aksi demonstrasi sempat dilakukan sehari sebelumnya menentang partai yang berkuasa. 

Warga membunyikan klakson mobil terdengar setelah Saied membuat pengumuman tersebut setelah melakukan pertemuan darurat di istananya. Kejadiannya sangat dramatis karena sebagian rakyat mendukung langkah presiden untuk "mengkudeta" kabinet, sementara pasti ada juga pihak lain yang menentang.

Siapa yang tidak kenal Negara Tunisia?

Saya deskripsikan dengan bahan beragam informasi sebagai berikut.

Tunisia adalah negara berpenduduk sekitar 11 juta orang di Afrika Utara. Dalam dekade terakhir, ini telah muncul sebagai satu-satunya kisah sukses Musim Semi Arab, sebuah gerakan revolusioner dan berpikiran demokratis yang melanda dunia Arab pada awal 2010-an. 

Jadi mengapa Tunisia miskin?

Pada dekade sebelum 2010, Tunisia berhasil mengurangi separuh tingkat kemiskinannya, turun dari 35 persen menjadi 16 persen. Keberhasilan ini datang dari pencapaian sosial tertentu yang penting. Akses universal terhadap listrik, tingginya partisipasi dalam pendidikan dasar dan pengurangan gizi buruk pada anak merupakan faktor yang signifikan. Namun, tren ini tampaknya berhenti setelah 2010, dan tingkat kemiskinan tetap cukup stagnan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun