Sebagian orang pasti bosan menunggu waktu berbuka. Maka dilakukanlah ngabuburit, yang sebenarnya diambil dari tradisi Sunda menunggu buka dengan melakukan aktivitas rekreatif baik out door maupun indoor. Bisa jadi tradisi lama yang dinamakan ngabuburit adalah "ngabur" di lokasi "burit", atau diam-diam rekreasi untuk menunggu waktu berbuka. Ya ini tafsir tafsir, yang tahu persis pasti ya orang Sunda.
Tapi media Kompas mengartikan sebagai ngabuburit dengan acuan memiliki kata dasar "burit" yang memiliki arti sore hari.
Seiring berjalannya waktu, istilah ngabuburit kemudian digunakan untuk menyebut kegiatan yang dilakukan pada sore hari untuk menunggu waktu berbuka puasa. Lho, beda kan.... kalau saya kok menafsirkan "ngabur" lewat "burit". Ya itu tadi.... ketimbang bosen di rumah, kabur jalan di pintu belakang, artinya gak resmi olah raga atau rekreasi formal, melainkan ya yang penting jalan jalan.
Di era digital ini, ngabuburit dikaitkan dengan aplikasi apa yang dimiliki yang membuat asyik untuk dimainkan sambil menunggu magrib buka puasa.
Saya melihatnya ada 3 jenis aplikasi yang favorit;
(1) Aplikasi murotal
APlikasi ini banyak dijual online, dan juga bebas download di google play store. Ya namanya ibadah, maka kegiatan ngabuburit ya idealnya ngaji meskipun lewat aplikasi. Tadarusan, menyimak aplikasi. Khataman, menyimak aplikasi atau mencocokkan antara bacaan di Quran dengan bunyi kolkolahnya di aplikasi.
Kepepetnya tidak download aplikasi, bisa nge-link ke youtube juga banyak murotal dan tadarusan online yang ditayang setiap saat.
Ngabuburit beginian biasanya ya diikuti oleh manusia dewasa yang semakin sadar waktu hidup semakin terbatas. Jika masih sibuk dengan aplikasi games atau main-mainan, khawatirnya tiba-tiba mati ketika main games. Lebih terhormat, terutama di mata Allah, kita mendadak wafat ketika sedang mengaji.
Hidup semakin pendek dan kita harus memilih yang berguna bagi duniawi dan akhirat, termasuk aplikasi untuk ngabuburit.