Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Anak Cerdas Tidak Berprestasi, Kok Bisa?

10 April 2021   13:58 Diperbarui: 10 April 2021   14:36 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak berbakat juga bisa under achivement (Foto: slideserve.com) 

Ada anak yang cerdas, tapi malas belajar. Ada anak yang diduga bodoh, tapi rajin belajar dan cemerlang nilai ujiannya. Mana yang lebih baik? 

Sama halnya dengan orang dengan gelar yang bertaburan. Pertanda, rajin belajar formal dan ada hasilnya berupa ijazah. Namun mengapa ada yang demikian, tidak nampak pinter di keseharian? Ya bisa saja dia pura-pura bodoh. Keseringan pura-pura, akhirnya bodoh beneran. Hehehe..

Ada juga orang yang kelihatan cerdas tangkas trampil trengginas. Namun, bahkan ijazah formal tidak ada. Kalau ujian nilainya C melulu, sampai diledek nilaimu C karena kekurangan vitamin C, badan sampai kuning sakit kuning. Begitulah bercanda komunitas alumni mahasiswa abadi.. Ngakunya aktivis jebulnya hora lulus sarjana. Ada yang lulus sarjana, jebulnya hora pinter juga.

Yang telanjur tua biarin saja berdebat atau bercanda. Yang penting bahagia. Namun mari kita bahas sedikit tentang anak yang cerdas, kok raportnya buruk?

Anak Under Achievement 

Kalau ada orang tua yang melihat anaknya kelihatan cerdas, namun raportnya buruk, bisa jadi karena ada situasi under achivement. Begitu pendapat Dr. Sylvia Rim, psikolog Amrik pakar pendidikan anak. Pada tahun 1997, Dr Rim ini menerbitkan buku legendaris, Why bright kids get poor grades. Ada anak yang dilahirkan cerdas, namun dalam pekembangan sekolahnya raportnya buruk. Ada kemungkinan ia disebabkan under achiement tadi.

Ada 3 ciri anak under acievement; 

(1) Anak tidak punya keteraturan dalam belajar.

Anak cerdas memang susah dibuat teratur dalam belajar. Ya lebih susah lagi, mendeteksi apaah anak malas belajar itu karena "bodoh", atau karena "cerdas tapi malas". Akibatnya sama saja. Nilai raport jelek. Maka orang tua perlu mendampingi anak, memotivasi untuk teratur dalam belajar, atau menstimulasi sehingga anak dapat belajar tanpa merasa sedang belajar. Ya era online pandemi 2021 ini, anak diajak main-main online, namun diarahkan ke materi yang banyak pembelajaran. ATau kuis-kuis yang memaksa berpikir. Dengan demikian,mau tidak mau anak akan terpoa belajarnya. 


(2) Buku sebagai pelarian bukan bacaan.

Kadang anak cerdas tahu bahwa buku identik dengan ilmu. Dan mereka tahu, sang ibu pasti senang ketika anak memegang buku. Namun anak underacievement, pegang buku hanya sebagai pelarian. Lari dari situasi tugas-tugas sosial dari ibu, misalnya disuurh ini, itu, dan sebagainya. 

Nah, ibu ayah harus tahu bagaimana anak berlari ke buku, maka sekalian saja diminta dia untuk menyampaikan isi buku tersebut. Dengan demikian, maka anak akan "terpaksa membaca" yang akhirnya tumbuh pintar, bukan sekedar cerdas.

(3) Tampil sebagai pembosan.

Anak yang underachievement juga sangat pembosan. Tugas-tugas belajar dari sekolah tidak dikerjakan dengan tuntas. Anak-anak underachievement, sangat cepat menyelesaikan tugas sekolah, namun bukan ingin hasil terbaik, hanya ingin segera terbebas dari beban tersebut untuk dapat bermain ke tempat atau media lain.

Bagaimana solusi bagi anak underachievement ini?

Terutama, menurut Dr Rim, adalah membawa anak ke dunia yang luas yang menunjukkan bahwa kecerdasan tidaklah cukup. Namun juga dibuuthkan kerajinan, disiplin, dan kerja keras. Memang tidak mudah, namun dengna contoh nyata, dapat membawa anak ke realita bahwa ia memang harus rajin dan tekun, disiplin. Bukan sekedar mengandalkan kecerdasan. 

Banyak tokoh ilmuwan yang kecilnya dikenal sebagai bodoh, namun karena hasrat tinggi dan disiplin menekuni ilmu,maka menjadi ilmuwan yang monumental. Anak cerdas perlu tahu, kecerdasan hanyalah modal, sedangkan rajin disiplin dan tekun adalah metode yang valid untuk mencapai sukses hidup

Pasti dengan disiplin dan rajin beribadah sebagai hamba yang ber Tuhan. Sebab orang sukses cerdas dan hebat, akan mengalami masalah di kemudian hari apabila ia tumbuh tanpa disiplin dalam doa dan kepatuhan terhadap Tuhan. (10.04.2021/Endepe) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun