Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Wahyu Kraton Mataram Tidak Berakhir?

6 April 2021   05:41 Diperbarui: 6 April 2021   09:32 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sultan Agung raja terbesar Mataram (Foto: republika.co.id)

Mataram dalam sejarahnya adalah salah satu negara terkuat di Jawa, kesultanan yang menyatukan sebagian besar pulau Jawa, Madura, dan Sukadana (Kalimantan Barat). Kesultanan ini terdiri dari wilayah kutagara, nagaragung, mancagara, pasisiran dan sejumlah kerajaan vasal, beberapa di antaranya dianeksasi ke dalam teritori kesultanan, sedangkan sisanya diberikan beragam tingkat otonomi. 

Bendera Mataram (foto: academia.edu) 
Bendera Mataram (foto: academia.edu) 

Dari sisi kemaritiman, Mataram sebenarnya kerajaan yang termasukkan/terpinggirkan dari garis pantai pelabuhan, pintu ekonomi politik yang saat itu menjadi andalan berinteraksi dengan masyarakat internasional. Maka ketika pemerintahan Sultan Agung, intensitas interaksi dengan penguasa pantai meningkat sebagai upaya penguatan politik ekonomi Mataram. 

Kesultanan ini secara de facto merupakan negara merdeka yang menjalin hubungan perdagangan dengan Kerajaan Belanda. Kedua pihak saling mengirim duta besar dan perwakilan, sehingga otoritas Mataram pada kenyataannya memang powerful dengan bala tentara terlatih dan mumpuni. 

Miskinnya literasi rakyat Jawa menyebabkan proses edukasi sangat terbatas, sehingga yang beredar adalah mitos-mitos. Padahal, Mataram adalah sebuah kerajaan besar yang sistematis dalam membuat zona ekonomi, budaya, politik, dan sosial sehingga sangat disegani di masyarakat Nusantara. 

Bahkan Sultan Agung Hanyakrakusuma,  Raja paling masyhur di Mataram, sangat percaya diri dan  di bawah kepemimpinannya tidak mengizinkan Serikat Dagang Hindia Timur (VOC) untuk mendirikan loji-loji dagang di pantai utara. Loi adalah gudang-gudang besar Belanda yang digunakan sebagai penumpukan barang sebelum diangkut lewat kapal laut. 


Hal ini ditolak karena bila diizinkan maka ekonomi di pantai utara akan dikuasai dan melemah. Penolakan ini membuat hubungan keduanya sejak saat itu merenggang. Inilah aksi SUltan Agung yang menunjukkan kebesaran seorang Raja Jawa ketika itu, dengan risiko akan ada konflik dengan Belanda yang mulai merangsek ke Nusantara. 

Perjanjian Giyanti Memecah 

Pada masa akhir menjelang keruntuhannya, kerajaan Mataram yang tadinya independen justru terpecah oleh siasat politik VOC sehingga terjadi palihan nagari (bedah negara). Hal ini juga terkait dengan gagalnya misi militer ke Batavia oleh Sultan Agung yang karena logistik dihancurkan oleh musuh. Namun jejaknya masih ada sampai sekarang, misalnya ada kampung Matraman di Jakarta yang sejarahnya adalah zona tempat transit prajurit militer Mataram sebelum menyerbu benteng VOC di Batavia. 

Kesultanan Mataram secara de facto dan de jure menjadi negara protektorat dari pada Koninkrijk der Nederlanden, dengan status pzelfbestuurende landschappen. Lama kelamaan, Mataram menjadi bagian dari kepanjangan tangan kolonial dengan segenap risiko politik ekonominya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun