Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Terusan Kra Thailand 2025 Matikan Singapura?

28 Maret 2021   06:57 Diperbarui: 28 Maret 2021   19:00 12515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potong kompas hasil potong pulau di Terusan Kra Thailand (foto: Saumya Joshi/claws.in)

Tidak main-main, dengan adanya Kanal Kra yang menghubungkan Laut China Selatan dan Laut Andaman itu akan membantu mempersingkat jarak tempuh lebih dari 1.500 kilometer. Otomatis waktu tempuh juga akan lebih pendek 3-4 hari. Jarak tempuh yang memendek, waktu tempuh yang juga cepat. 

Proses bunkering akan dilakukan tidak di Singapura, karena kapal akan  melintasi Kanal Kra untuk menuju China, Jepang, Korea dan negara lainnya di Pasifik secara  langsung. Hemat 3 - 4 hari itu adalah angka yang fantastis untuk penghematan biaya logistik.

Bagi Indonesia, pengembangan pelabuhan Sabang di Aceh atau Pelabuhan di Medan, menjadi sangat penting sebagai alternatif sandar kapal yang bisa jadi transit sebelum melintas di Terusan Kra Thailand. Atau bahkan Pelabuhan Sabang dikembangkan sebagai transhipment bagi kargo di Indoensia. 

Sebagaimana diketahui, Terusan Kra atau Kanal Kra dibangun sepanjang 100 kilometer di wilayah Isthmus ini juga akan dilengkapi beberapa dermaga yang mampu menampung kapal berbobot 500.000 DWT. Dan ukuran ini jauh lebih besar ketimbang kapal yang sandar di Singapura yang hanya dapat dilalui kapal berbobot 300.000 DWT, atau Malaccamax.

China dan Jepang, dua negara yang saling berkompetisi, bahkan sudah siap untuk membantu Thailand mewujudkan pembuatan Terusan Kra dengan dana inevstasi senilai US$28 miliar untuk proyek Kanal Kra tersebut. Sebab, negara yang paling berkepentingan dengan proyek tersebut adalah China , Jepang, dan negara-negara di Asia Timur.

Indonesia ya alhamdulillah nanti juga akan mendapatkan berkah, dulu transhipment di Singapura, atau barangkali nanti akan transhipment di Thailand. Jika mau besar, maka memang posisi Pelabuhan Sabang dan Pelabuhan Medan akan menjadi sangat strategis untuk dikembangkan lebih cepat lebih tepat lebih manfaat. 

Pelabuhan yang telah dikembangkan di Medan adalah Kuala Tanjung.  Kuala Tanjung dapat untung jika mampu mengambil momentun pindahnya transhipment dari Singapura ke Kanal Kra Thailand. 

Namun eh siapa tahu ada investor yang juga mau bikin Pelabuhan lainnya, biar semakin banyak terminal pelabuhan semakin banyak pilihan. Meski ya bisa mumet karena berebut kargo yang sama.

Pembangunan Terusan Kra juga secara fisik akan memotong pulau sehingga Thailand akan memiliki wilayah zona utara Kra, dan selatan Kra. Sebagian politisi ekonomi yang berkepentingan dengan risiko rugi kalau Kra dibuka, mengompor-ngompori bahwa risiko terbesar dari dibukanya Kanal Kra adalah geopolitik. Yakni, Thailand akan terbelah. Daerah Selatan akan memberontak. Dan lain-lain yang sifatnya meden-medeni khas para politisi. Namun kalau dari sisi ekonomi, itu semata bisnis yang memang lebih efisien jika Kra dibuka sebagai sebuah Terusan. 

Ya mirip dengan Wetan Progo dan Kulon Progo meski di satu Provinsi Ngayogyakarto Hadiningrat. Jika Yogya dipotong sungai Progo, maka Thailand ini akan dipotong Kanal Kra, atau Terusan Kra, yang punya nilai sangat ekonomis dalam pelayaran Internasional. 

Ternyata Kra adalah satu dari sekian banyak kanal di dunia yang semakin berperan dalam bisnis pelayaran. Antara lain Terusan Suez,  dan Terusan Panama yang pasti semua orang sudah kenal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun