Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menggali Potensi Nganjuk untuk Ekonomi Pertanian

5 Maret 2021   07:30 Diperbarui: 5 Maret 2021   07:40 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nganjuk perlu merekonstruksi strategi sebagai Kota Pertanian masa depan (Foto: timesindonesia.co.id))

Apa yang menarik dari Kabupaten Nganjuk di Jawa Timur ini? Saya masuk ke nadi pemerintahan dengan menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam rangka Pengabdian Masyarakat STIAMAK Barunawati Surabaya. Masyarakatnya relatif halus, bahasa Jawanya lebih halus dibandingkan dengan  dialek Suroboyoan. Latar belakang budaya petani yang kental, dan gaya bertutur yang sopan. Saling menyapa dan tersenyum jika terjadi kontak mata. Nuansa Jawa yang dipengaruhi kraton Mataram, dari sisi bahasa dan perilaku tidak jauh beda dengan rakyat Mataram Jogja Solo. 

Dari sisi sejarah, rupanya Nganjuk punya sejarah lama di jaman Kerajaan Medang Kamulan Empu Sendok, jauh sebelum Majapahit berdiri. 

Adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Madiun di barat. Pada zaman Kerajaan Medang, Nganjuk dikenal dengan nama Anjuk Ladang yaitu Tanah kemenangan. Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kota Angin.

Saat ini, posisi data 5 Maret 2021, luas Kabupaten Nganjuk adalah sekitar 122.433 km2 atau setara dengan 122.433 Ha terdiri dari atas tanah sawah 43.052 Ha, lantas tanah kering 32.373 Ha, dan tanah hutan 47.007 Ha dengan jumlah penduduk sekitar 1 juta orang. 

Tidaklah mengherankan, sebagian besar peserta pelatihan kami adalah generasi muda yang menekuni profesi petani, atau yang terkait dengan pertanian (supplier pupuk, pengembang produk kebun, dan sejenisnya). 

KEJAYAAN PERTANIAN HINGGA KINI 

Sewaktu saya bertanya ke peserta, objek wisata apa yang menarik di Nganjuk, malah dijawab "tidak ada". Padahal saya lihat, lahan-lahan pertanian dengan padi menguning, adalah objek yang instagrammable. Mungkin memang perlu dirangsang inovasi dan kreasi, sehingga ekonomi pertanian Nganjuk akan lebih berkembang. 

Longsor Nganjuk perlu dihadapi dengan solusi berstrategi jangka panjang (foto: kompas.com)
Longsor Nganjuk perlu dihadapi dengan solusi berstrategi jangka panjang (foto: kompas.com)

Sebagaimana diketahui, Nganjuk dahulunya bernama Anjuk Ladang yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi, sangat lama dan punya sejarah panjang. 

Dokumen sejarah memperlihatkan,  adanya Perjanjian Sepreh 1830, atau tepatnya tanggal 4 Juli 1830, maka semua kabupaten di Nganjuk (Berbek, Kertosono dan Nganjuk ) tunduk di bawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment.  Ini menunjukkan Nganjuk menjadi salah satu penyangga pertanian penting di jaman Hindia Belanda. 

Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbek di bawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo 1. Di mana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibu kota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk. Rujukan literatur dalam Statsblad van Nederlansch Indie No.107, dikeluarkan tanggal 4 Juni 1885, memuat SK Gubernur Jendral dari Nederlandsch Indie tanggal 30 Mei 1885 No 4/C tentang batas-batas Ibu kota Toeloeng Ahoeng, Trenggalek, Ngandjoek dan Kertosono, antara lain disebutkan: III tot hoafdplaats Ngandjoek, afdeling Berbek, de navalgende Wijken en kampongs: de Chineeshe Wijk de kampong Mangoendikaran de kampong Pajaman de kampong Kaoeman


Dengan ditetapkannya Kota Nganjuk yang meliputi kampung dan desa tersebut di atas menjadi ibu kota Kabupaten Nganjuk, maka secara resmi pusat pemerintahan Kabupaten Berbek berkedudukan di Nganjuk.

Jati diri Nganjuk itu yang - kelihatannya - belum terdefinisikan dengan jelas dan tegas. Mau dibawa ke mana Nganjuk ini? Jika dilihat dari potensi nyata lahan pertanian, maka Nganjuk dapat dikembangkan menjadi "Kota Pertanian Masa Depan". Produksi lahan pertanian bisa dipacu lebih cepat, dan road map perlu dibuat denga sistematis.

Banyak berserakan gedung kuno yang cenderung rusak, ini perlu direstorasi untuk menghidupkan jejak sejarah lama Kabupaten Nganjuk. Banyaknya rakyat yang bertebaran di banyak penjuru kota, baik sebagai pengemudi bentor (bacak motor), pedagang kali lima yang sebagian sudah tertata, sebagian masih belum, maka juga perlu dibuat blok-blok food corner atau food area, sehingga kontrol terhadap higienitas makanan juga dapat dilakukan.

Pendidikan tinggi di Nganjuk juga besar kemungkinan sangat tergantung ke Surabaya. Solusi jangka panjang, perlu didirikan ragam sekolah yang fokus ke pengembangan ekonomi pertanian dan administrasi bisnis. Solusi jangka pendek, ya training diklat dan sejenisnya terkait administrasi bisnis, ekonomi pertanian, inovasi dan kreativitas, dan lain sebagainya. Saya mencoba mengecek di media online, sekola tinggi di Nganjuk baru berdiri beberapa  namun bukan khusus yang mendalami bisnis dan pertanian misalnya  Sekolah Tinggi Agama Islam, STIKIP Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan, STIKES, dan ada Akademi Komunitas Negeri Nganjuk namun sepertinya kurang populer dan hanya menyediakan program D2 Teknologi Industri Pangan dan D2 Manajemen informatika.

Dengan sebaran penduduk yang lebih dari 1 juta orang dan latar belakang lahan pertanian yang masih luas, maka perlu peta jalan pembangunan Nganjuk yang lebih terintegrasi dengan budaya lokal. Banjir longsor yang sempat melanda Nganjuk pada Februari 2021 yang baru saja, perlu dipikirkan bagaimana menghadapi di masa kini dan masa depan. 

Masa depan Nganjuk sangat berisiko hilangnya potensi pertanian, apabila pendidikan dan pelatihan kurang intensif dilakukan. Perlu dilaksanakan yang lebih berkelanjutan sehingga generasi muda semakin maju berkembang.

Nganjuk Nyawiji Membangun Negeri. (05.03.2021/Endepe) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun