Coba main tebak-tebakan. Dapatkah kita berada di puncak gunung tanpa mendaki? Seorang senior saya pernah mengatakan, beliau sekarang sudah almarhum. Semoga kebaikan untuk beliau. Aku akan bersama dengan orang yang bersamaku dalam mendaki. Bukan orang yang menunggu di lereng atau puncak gunung. Bagaimana dampaknya terhadap organisasi?
Ya akhirnya ada semacam gerbong dalam organisasi. Orang yang dianggap mendaki bersama, akan dianggap sebagai "satu team". Sedangkan orang yang duluan ada di lereng puncak, atau bahkan sudah ada di puncak, bukannya dianggap team yang bisa sinergi, malahan dianggap mendahului berada di puncak.
Ya namanya dunia kawan... tidak ada benar salah dalam hal beginian. Bahkan dalam begituan pun bisa salah bisa benar kan gaes...., yang berkuasa belum tentu benar, yang tersingkir belum tentu salah, semua hanya temporary.
Nah, saat ini ada istilah yang menarik di sini. Dapatkah berada di puncak gunung, tanpa mendaki?
Wow... semakin pandai bersilat kata rupanya bangsa kita. Dia berada di puncak, namun hakikatnya dia tidak pernah mendaki.
Bagaimana ini...?
Coba cermati di sekitar kita.
Salam sehat sukses barokah selalu. (01.02.2021/Endepe)