Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gus Baha Manusia Tidak Pernah Mati

26 Februari 2021   08:30 Diperbarui: 26 Februari 2021   08:36 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemana manusia pergi setelah jasad dimatikan? (Foto: alif.id) 

Agak subversif jika kita mengatakan manusia tidak mati, namun tidak memahami apa yang dimaksud itu. Jadi, harus memahami apa yang dimaksudkan bahwa manusia itu tidak pernah mati. Ini juga sumber kepercayaan yang fundamental. 

Membuat manusia bisa takut. Atau malah cinta. Dan akan penuh hening bertanggung jawab kepada sikap perilaku lisan dan tulisan. Sebab, jika manusia abadi, dan semua manusia meyakininya, maka tidak ada kejahatan kriminalitas di dunia ini. 

Dan kenyataannya, banyak manusia tidak percaya bahwa manusia itu abadi. Ini harus diurai sedikit sedikit biar semua kita akan paham. Kalau sudah paham, tidak ada pilihan hidup di dunia ini kecuali hanya untuk berbuat kebaikan, dan menyeru untuk berbuat kebaikan.

Coba kita bandingkan dengan hasil permenungan dari Sapardi Djoko Damono, penyair legendaris yang fisiknya wafat pada tanggal 19 Juli 2020. Ada dalam sajaknya sebagai berikut; YANG FANA ADALAH WAKTU. 

Yang fana adalah waktu. Kita abadi:memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa. "Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?" tanyamu. Kita abadi. Perahu Kertas, Kumpulan Sajak, 1982" Sapardi Djoko Damono, Perahu Kertas.


MENGAPA TIDAK MATI?

Coba bayangkan apakah kita mampu mengendalikan terhadap diri kita? Terhadap badan kita, kita tidak mampu mengendalikan diri. Maka perlu latihan. Manusia yang mati, kata Gus Baha, adalah fisiknya saja. 

Sedangkan jiwa ruh nyawa, akan tetap abadi untuk diperlihatkan apa yang telah dikerjakan selama jiwa bersatu dengan jasad fisik, berbuat selama jasad dihidupkan di dunia ini. 

Ketika jasad dimatikan, ruh tetap hidup sebagiamana dulu ruh ditiupkan kepada daging dan tulang dalam rahim, sehingga terlahir manusia yang tumbuh besar, dan selanjutnya juga akan jasad dimatikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun