Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kritik adalah Obat, Obat adalah Racun

9 Februari 2021   17:00 Diperbarui: 9 Februari 2021   17:40 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karakter menentukan kualitas kritik (Foto: DC-Jagokata.com) 

Demokrasi membuka ruang bicara yang bebas. Semua aspirasi dapat disampaikan. Kebijakan dapat dikoreksi. Bahkan bisa dikritisi. 

Namun apakah kritik itu lazim bagi pejabat publik? Kritik pejabat publik, adalah sebuah penawaran cantik untuk melakukan koreksi. Sebagaimana sebuah pesan manis dari seorang produsen, " Jika baik ceritakan ke orang lain, jika jelek bilang ke saya maka akan saya revisi dan evaluasi."

Semua baik-baik saja. Kritik adalah obat untuk merekonstruksi atas objek kritikan. Akan ada upaya perbaikan, revisi, koreksi, evaluasi, dan lain sebagainya yang menjadi obat kuat menuju koreksi hebat. 

Namun, dalam ilmu obat menurut ahlinya, kapsul pil obat adalah racun. Sebaiknya hindari kecuali terpaksa. 

Jadi, kritik pun demikian. Kritik bisa berubah menjadi racun, jika dibunyikan lewat cuitan twitter. Apalagi nada sarkasme. Apalagi menyindir.

Maka kritik baik itu bersyarat: jangan menyindir, jangan sarkasme, jangan menghindar, jangan mengejek, jangan menganggap pihak lain bodoh. 

Lah, kok larangannya banyak, jadi boleh ngeritik ndak neh.. Hehehe..

Dale Carnegie 

Pakar dan praktisi kepemimpinan, Mbah Dale Carnegie mengatakan, bahwa pamali bagi manusia yang ingin dikenal sebagai good person jika ia suka mengkritik. Karena manusia pada dasarnya tidak mau dikritik. Jangan SOK, Salahkan, Omeli, Kritik.

Kata Mbah Moyang Jowo, ngono yo ngono ning ojok ngono. Ngeritik ning ojok melukai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun