Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Imam Khomeini dan Imam Habib Rizieq

22 November 2020   19:43 Diperbarui: 22 November 2020   19:55 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Revolusi Perancis (foto: id.wikipedia.org) 

Setiap orang pasti pernah mendengar siapa yang disebut sebagai Ayatollah Ruhallah Khomeini, Lazim disebut sebagai Imam Khomeini. Seorang pemimpin informal yang meruntuhkan kekuasaan rezim Syah Iran. Dari daerah sepi di pinggiran kota Paris, Perancis, Imam yang sederhana itu menggerakkan revolusi Iran. Kaset-kaset diedarkan. Simpatisan dibina secara diam-diam. 

Pada tahun 1962, Khomeini mulai melancarkan perlawanan terhadap kekuasaan Syah Pahlevi. Penguasa Iran itu membuat regulasi yang semakin mengukuhkan kekuasaan Syah Pahlevi. Pada tahun 1964, pasukan Syah Reza mengusir Imam Khomeini ke Turki, yang selanjutnya pada tahun 1978 sang Imam kembali diusir ke Irak, lantas ke Paris. Februari 1979, Syah Reza gantian yang terusir dari negerinya sendiri, dan berdirilah Republik Islam Iran. 

Revolusi tersebut mengubah monarki Iran menjadi negara theokrasi, hingga saat ini. Revolusi Iran 1979, dipercaya sebagai revolusi terbesar ke 3 di dunia setelah Revolusi Perancis 1789-1799, dan Revolusi Rusia 1917. 

***

Dapatkah kita membandingkan antara Imam Khomeini di Iran dengan Imam Habib Rizieq di Indonesia? Sebagian, barangkali membayangkannya demikian. Pengasingan di Arab Saudi, diimajinasikan sebagai pengasingan seorang pemimpin besar Revolusi. Gerakan yang dikatakan sebagai "Revolusi Akhlak", menjadi antiklimaks dengan banyaknya penurunan baliho oleh aparat. 

Jika Khomeini adalah berhaluan Islam Syiah, maka Imam Habib Rizieq berhaluan Islam Sunni. Dalam ideologi, muslim sunni dapat dikatakan tidak memiliki sejarah perlawanan revolusi. Maka membandingkan Imam Khomeini dengan Habib Rizieq, jauh panggang dari api. Imam Khomeini bergerak secara klandestin, lha Pak Habib malah hiruk pikuk membuat kaget kaget dan kaget. 

Permasalahan mendasarnya adalah, Bung Karno pernah bilang bahwa jasmerah - jangan sekali-kali melupakan sejarah. FPI yang dipimpin oleh Habib Rizieq punya sejarah yang silakan dicari sendiri di dunia penuh informasi ini.

Indonesia mau dibuat seperti Iran? Semoga tidak demikian. Indonesia dipimpin oleh presiden hasil Pemilu, sedangkan sejarah revolusi Iran disebabkan adanya diktator monarki yang berkuasa bagaikan tirani tanpa hati. Maka, sejatinya media massa ikut berdosa besar karena membesar-besarkan nama Imam Habib Rizieq  dengan membentur-benturkan opini dengan Panglima Kodam, bahkan sampai Presiden. Pak Habib itu orang biasa, yang justru karena banyak disorot menjadi seakan-akan luar biasa. 

Demikian halnya medsos yang mengunggulkan Nikita Mirzani, tambah ruwet blantika politik negara kita ini. Tidak jelas antara yang serius sebagai ancaman negara, dengan dunia ghibah gosip tumbak cucukan ala BU Tejo yang sampai menista kata lo**he dan sejenisnya. 

***

Ada apa sebenarnya? Awam selalu bertanya demikian. Menurut saya, proses hukum adalah hal yang utama. Namun semakin banyak orang atau pihak berkomentar, semakin ruwet dan hiruk pikuk dunia negara kita menjelang 2024 ini. Situasi sebenarnya benar-benar seperti tanpa kendali, ketika setia orang berpendapat dengan bendera institusi masing-masing. 

Revolusi Akhlak juga sebenarnya hal biasa, seperti ada Revolusi Mental yang juga mengemuka. 

Negara harus berkuasa penuh mengendalikan setiap risiko gejolak di akar rumput. Sekaligus, mengendalikan para pihak untuk tidak saling beropini yang membuat grass root semangkin bingung, kemana arah juntrungan semua ini. Proses hukum adalah hal utama. 

***

Dah gitu saja...... itu juga cuma kontribusi saya supaya negara punya umpan balik  mengenai situasi di mata awam, akar rumput. 

Semoga negaraku semakin baik dan rakyat semakin sejahtera. (22.11.2020/ndp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun