Suatu ketika sahabat Umar bin Khattab menjumpai Nabi ketika bangun tidur. Tampak ada bekas pelepah daun kurma yang menempel di pipi Nabi.
Lantas, Umar pun berkata, mengapa tidak menggunakan kulit binatang sebagai permadani, dengan tumpukan bahan lain sehingga empuk untuk beristirahat. Nabi tampak tidak terlalu senang mendengar saran dari Umar tersebut. Nabi lantas berkata dalam sebuah riwayat sebagaimana saya kutipkan berikut :
“Apa urusanku terhadap dunia? Permisalan antara aku dengan dunia bagaikan seorang yang berkendaraan menempuh perjalanan di siang hari yang panas terik, lalu dia mencari teduhnya di bawah pohon beberapa saat di siang hari, kemudian dia istirahat di sana lalu meninggalkannya.” (HR at-Tirmidzi 2/60, al-Hakim 4/310, Ibnu Majah 2/526).
Dunia hanya bagaikan perteduhan sementara. Untuk melanjutkan hidup yang lebih abadi. Tidur secukupnya, akan meningkatkan imunitas sehingga prosesi hidup yang sebentar ini, akan penuh semangat dalam beribadah.
Bahkan di banyak riwayat dikatakan, bahwa Rasulullah sangat minim dalam tidur. Secukupnya saja, tidak berlebihan. Jika dalam bahasa sekarang adalah "prihatin, melek wengi ngurangi turu". Sebab, sekitar jam 3 pagi kalau di negara kita, sebelum waktu Subuh, adalah saat yang tepat untuk shalat Tahajud. Takarub, mendekatkan diri kepada Sang Ilahi Rabbi Pencipta Alam Semesta.
Bagi western people, jam segitu adalah saat nyenyak-nyeyaknya tidur. Bahkan bagi kebanyakan manusia.
"Bagi pelaksanaan shalat malam, tahajud, akan diangkat derajatnya dengan wajah berseri, dan kualitas kesehatan yang memadai, "demikian ringkasan hikmah melek bengi 1/3 malam sebagaimana yang diajarkan Nabi.
Maulid Nabi 2020 ini adalah saat yang tepat untuk semakin meningkatkan ibadah malam. Ada kisah seorang kyai yang dapat dikatakan "jarang berolah raga", namun tampak sehat dan bugar. Rahasianya, shalat malam dan wajib lainnya, dengan intensif.
Semua gerakan dalam shalat, seperti sebuah relaksasi otot, dan terapi fisik karena semua organ tubuh bergerak: kaki, tangan, kepala, dengkul, wajah, mulut berdoa, jari menghitung dzikit, dan lain sebagainya. Dan itu tidak bisa diwakilkan, harus dijalani sendiri. Bagi yang sedang kurang bugar, ada rukhsoh atau keringanan. Namun tetap dilaksanakan kewajiban shalat.
Tidur secukupnya, melek bengi 1/3 malam untuk shalat Tahajud, adalah kunci sehat ala Rasulullah.
.......***