Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Trip

Ziarah Raja Mataram Kotagede

3 Mei 2019   08:00 Diperbarui: 3 Mei 2019   08:34 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis dan abdi dalem 

Hingga saat ini, bisa jadi raja yang masih berkuasa karena juga menjadi gubernur aktif adalah Raja Mataram, yakni Sri Sultan Hamengkubuwono Sayidin Panotogomo Khalifatullah Hingkang Jumeneng Kaping Sedoso (X). Meskipun, sejatinya di seantero Nusantara, masih ada raja-raja lain yang tergabung dalam komunitas raja-raja Nusantara.

Nah, mari kita ziarah sebentar. Bagi yang pernah ke Yogyakarta, sempatkan ke Kotagede. Lokasinya dekat terminal Giwangan, arah utara sedikit. Menuju pasar Kotagede, dekat sekitar situ. Kotagede adalah bekas ibu kota Mataram di masa jayanya. Masih ada masjid besar Kotagede yang masih aktif digunakan.

Makam Panembahan Senopati, Raja Pertama Mataram Islam, ada di Makam Kotagede. Juga termasuk legenda Ki Ageng Mangir Wonoboyo. Kisahnya bisa disearch di mbah gogel. Makamnya, saya benar melihat, nisannya terbelah. Satu bagian kepala di dalam makam. Satu bagian di luar bangunan makam.

Konon simbol bahwa beliau meskipun sudah menjadi menantu, namun label pemberontak masih ada di Ki Ageng Mangir.

Di kompleks makam, kita dapat masuk namun harus berganti dengan baju lurik. Menyewa murah di situ, sekitar 30 ribu per pasang. Jika kita mau membayar lebih, ya itu sodaqoh panjenengan untuk para abdi dalem yang setiap merawat situs bersejarah tersebut. 

Makam akan mengingatkan kita, arti penting waspada terhadap kematian. Agar, hidup lebih berguna. Sehingga, ketika mati itu  datang, kita dapat memanen tabungan kebaikan kita. Dan Tuhan berkenan mengampuni dosa salah kita.

Tertarik ziarah?

Naik grab dari terminal Giwangan, ya sekitar 10 ribu rupiah.

Naik grab dari Bandara Adisucipto, sekitar 60 - 90 an ribu rupiah. Kalau mahal sedikit, ya hanya sedikit lah. Dibandingkan dengan objek kunjungan yang mengetarkan.

Ketika kita ada di kompleks makam, baju beskap lurik, kita bisa kaget, barangkali di tubuh kita ada darah Mataram. hehehe..

Abdi dalem akan penuh takzim hormat. Namun, ojok songong yes... harus tetap hormat juga kepada abdi dalem.

Monggo....  mumpung menjelang siyam Romadhon, ziarah ke  makam leluhur. 

Mengingat mati, menggunakan hidup untuk kegiatan yang berguna.

Migunani tumraping liyan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun