Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Money

Kliping 2010, Gelombang "Cruise Ship" ke Surabaya

11 Januari 2019   20:02 Diperbarui: 11 Januari 2019   20:22 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Menindaklanjuti kekaguman sebagian besar masyarakat kita terhadap semakin tumbuh kembangnya keindahan Kota Surabaya, tulisan ini dimaksudkan untuk memotivasi kita semakin memajukan Surabaya. Kampung semakin hijau. Trotoar semakin lebar dan nyaman. Demikian juga penataan taman kota yang bagaimanapun perlu kita acungi jempol agar semangat membangun Surabaya makin berkembang.

Memang, di sisi lain pasti ada hal yang belum memuaskan atau bahkan bisa jadi masih mengecewakan. Meski demikian, secara tanggung jawab tanggung renteng, menjadi kewajiban kita bersama berpikir dan bertindak untuk membangun semua sektor demi kemajuan Surabaya.

Senyampang dengan semangat baru atas terpilihnya wali kota Surabaya yang baru, marilah kita menengok potensi besar yang selama kurang lebih sepuluh tahun terakhir ini mati suri. Secara beruntun, pada Maret lalu Surabaya kedatangan tamu kapal pesiar MV Albatros.

Kapal pesiar mewah berbendera Jerman itu membawa wisatawan mancanegara dari Jerman, Inggris, Australia, Monako, dan Amerika. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, kebagian sampur dijenguk MV Albatros yang sebenarnya sudah menetapkan rute ke Benoa (Bali), Tanjung Emas (Semarang), dan Tanjung Priok (Jakarta), untuk selanjutnya meneruskan ke Thailand dan Jepang.

Pendekatan yang intensif, tidak hanya company to company (C to C) namun juga government to government (G to G), membuat MV Albatros berpenumpang 884 orang akhirnya didaratkan di Surabaya. Sambutan reog Ponorogo dan welcome party yang menjadi bagian dari protokoler penyambutan MV Albatros, tampaknya, membawa kesan tersendiri bagi para wisatawan sekaligus pengelola Cruise Ship Agent.

Maka, pada April dan awal Juni lalu, pengelola Pelabuhan Tanjung Perak dengan didampingi unsur imigrasi, dinas perhubungan, dinas pariwisata, dan Pemkot Surabaya serta Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata berturut-turut juga menerima tim kapal pesiar dari Miami, Florida, dan Bermuda, Amerika Selatan, untuk penjajakan rencana kunjungan kapal pesiar pasca MV Albatros yang dinilai cukup sukses di Surabaya. Untuk mencapai on schedule, memang perlu planning paling tidak dua tahun sebelumnya. Sehingga, diharapkan pada 2012 akan hadir lagi kapal pesiar ke Surabaya.

Awal Juni lalu, kembali tim Cruise Ship Management, yakni Mr Bruce Krumrine yang adalah vice president shore operations dari Europe & Exotics Princess Cruises yang berkantor di Santa Clarita, California, Amerika Serikat, berkunjung ke Surabaya. Dia juga bermaksud menjadwalkan kapal pesiar di bawah manajemen Princess Cruises untuk memasuki Surabaya paling lambat akhir 2011 atau pertengahan 2012.

Mengapa Mereka Tertarik Surabaya

Barangkali menjadi pertanyaan kita, ada apa di balik kunjungan kapal pesiar nan mewah ke Surabaya? Benarkah itu semata-mata karena Surabaya begitu cantik menawan sehingga mengundang daya tarik para wisatawan? Barangkali jawabannya paling tidak tiga hal.

Pertama, benar bahwa Surabaya tidak mungkin dikunjungi bila tanpa ada objek wisata andalan. Dari percakapan dengan tim kapal pesiar MV Albatros dan manajemen Princess Cruises, Surabaya adalah kota tua yang diharapkan masih menyimpan objek menarik peninggalan kolonial Belanda atau zaman Perang Dunia II. Tidaklah mengherankan, mereka kagum ketika diundang lunch di House of Sampoerna sekaligus menengok museum Cigarettes dan terkesan ketika dinner di Hotel Majapahit yang tetap mempertahankan arsitektur Eropa

Tunjungan Plaza, Monumen Pahlawan, dan yang berjarak agak jauh Gunung Bromo menjadi beberapa objek yang dipertimbangkan untuk dikunjungi ulang. Memang tidak semua penumpang turun dari kapal pesiar untuk kota-kota. Namun, antusiasme mereka layak kita jadikan cambuk untuk memingkatkan servis kita ke depan terkait dengan kapal pesiar. Penumpang yang ke Bromo bahkan rela ditinggal MV Albatros ketika itu untuk selanjutnya meneruskan via jalan darat ke Tanjung Emas, Semarang, tempat MV Albatros bersandar pasca dari Tanjung Perak, Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun