Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tips Mengatasi Gila Kerja

7 Juni 2022   00:21 Diperbarui: 7 Juni 2022   00:38 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pexels.com

Bekerja keras dan giat tentu  merupakan sesuatu yang baik. Namun bekerja terlalu keras dan giat hingga tak pernah istirahat bukanlah sesuatu yang baik. Orang yang bekerja giat dan sangat sedikit istirahat atau mengambil cuti serta tak pernah menikmati liburan sering disebut orang yang gila kerja atau kecanduan kerja atau workaholic. 

Sama dengan bentuk kecanduan yang lain misal kecanduan narkoba maka kecanduan kerja juga merupakan penyakit atau perilaku menyimpang. Orang gila kerja biasanya mempunyai beberapa tujuan tersembunyi antara lain:menutupi kesedihan karena ditinggal orang yang dicintai,  

menutupi kesedihan karena patah hati, menutupi kegalauan karena belum memperoleh jodoh, ingin membuktikan eksistensi diri karena pernah direndahkan orang lain, dan lain-lain.

Seperti halnya kecanduan yang lain maka kencanduan kerja juga bisa membahayakan kesehatan. Tubuh dan otak juga perlu istirahat dan tidak bisa dipaksa bekerja terus menerus.

Tentu tak semua hal itu menjadi latar belakang orang menjadi gila kerja. Sering di beberapa negara kerja keras sudah menjadi budaya. Dalam budaya yang demikian memang orang yang tak kerja keras akan malu sendiri.

Jika seseorang merasa terjebak dalam gila kerja dan ingin berhenti maka ada beberapa tips yang bisa dicoba.

Pertama, cobalah untuk tidak takit mengambil cuti. Seringkali di dunia kerja orang mengambil cuti menunggu saat yang tepat misalnya ketika beban kerja tak terlalu banyak. Tetapi saat seperti itu seringkali tak pernah datang sehingga cutipun tak pernah diambil dan kita terjebak dalam irama kerja keras terus menerus atau terjebak dalam gila kerja. Maka beranikan diri untuk mengambil cuti dan isitirahat sejenak dari rutinitas kerja.

Kedua, ingatlah selalu bahwa kesehatan lebih penting dari segalanya. Jika terjebak dalam gila kerja maka ingatlah bahwa kesehatan meruakan hal terpenting melebihi segalanya misalnya pendapatan yang lebih besar dengan bekerja jauh lebih keras. Seseorang seringkali bekerja terlalu keras dan lupa istirahat dengan harapan produktivitasnya 

meningkat dan dengan demikian upah atau gaji yang diterima jauh lebih besar. Tetapi ingat bekerja terlalu keras akan menyebabkan kondisi tubuh menurun dan kesehatan terganggu dan pada akhirnya nanti justru produktivitas menurun. Bahkan jika sakit maka tabungan dari penghasilan yang lebih besar tersebut akan hilang.

Ketiga, lakukanlah kerja cerdas dan bukan sekedar kerja keras. Yang dimaksud kerja cerdas adalah bagaimana mengatur pekerjaan sehingga bisa dikerjakan dengan tepat waktu dan efisien serta tak perlu lembur dan kerja terlalu keras. Tentukan pula mana pekerjaan yang menjadi prioritas.

Keempat, jangan merasa aneh dan cemas jika tidak lembur. Banyak orang yang gila kerja justru meras aneh dan cemas jika mereka pada suatu kesempatan ternyata mempunyai waktu luang dan tak ada pekerjaan yang harus dikerjakan. Perasaan seperti itu harus dihilangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun