Sang lelaki sangat gelisah pada hari-hari yang dilaluinya. Sebab ada yang disembunyikannya dari sesamanya. Bahkan dari orang-orang terdekatnya. Tak lain tak bukan karena dosa yang dilakoninya.
Ia memang sudah mengakukan dosanya pada sang pembimbing rohaninya. Tapi tetap saja rasa bersalah dan ketakutan akan tekanan serta teror akibat dosa terus menghantuinya.
Sampai di suatu malam yang sunyi sang lelaki membaca pesan dalam kitab sucinya. Begini pesan itu: Jangan gelisah hatimu anakku percayalah kepadaKu dan surga bergembira karena engkau sudah bertobat dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan dan dosa. Lagipula memang manusia tak ada yang sempurna. Sejak Adam dan Hawa melakukan dosa, manusia cenderung berdosa. Tapi kan Isa sudah lahir ke dunia untuk menebus dosa-dosa manusia.
lalu sang lelaki tenang hatinya. Ia berjanji akan rajin berdoa dan berpuasa sebagai silih atas dosa-dosanya.