Sang lelaki memberi nasehat ini pada yang datang: tirulah cermin dalam hal sifat-sifat baiknya. Sifat baik itu ada dua.
Pertama-tama, cermin itu selalu jujur dan tak pernah berdusta. Jika yang bercermin wajahnya buruk maka akan tampak buruk pula. Jika yang bercermin berwajah cantik atau tampan maka akan tampak cantik dan tampan juga. Dalam hidup mengatakan sesuatu secara jujur kadang berat bagi yang menerimanya. Tetapi hal itu harus dilakukan demi kebaikan bersama.
Berikutnya, dalam kehidupan sering harus kita memilih sebagai lilin ataukah sebagai cermin layaknya. Sebagai lilin, ia memberi terang ke sekelilingnya. Namun ia harus mengurbankan dirinya dengan melelehkan tubuhnya. Sebuah tuntutan yang berat bagi manusia biasa. Maka jadi cermin lebih mendekati realita. Cermin juga memberi terang bagi sekitarnya tetapi dengan memantulkan cahaya dari sumbernya. Ia tdak perlu mengurbankan dirinya tetapi berguna juga bagi sekitarnya. Dalam hidup kita bisa menjadi perantara atau saluran berkat bagi sesama. Ini peran yang mulia juga.