Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bagai Ranting Kering dan Daun Gugur

20 November 2021   22:38 Diperbarui: 20 November 2021   22:40 2009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Perpisahan antara sang lelaki dengan sang gadis bagaikan daun gugur yang lepas dari ranting kering sebuah pohon di halaman rumahnya.

Daun gugur karena memang sudah saatnya. Ranting kering itu sudah tak bisa dijadikan pegangan lagi baginya. 

Sang ranting keringpun membiarkan daun gugur meninggalkannya.

Meski demikian baik daun maupun ranting sadar bahwa perpisahan itu sejatinya menghancurkan dan membnasakan keduanya. Tapi apa boleh buat memang harus demikian adanya.

Ketika saatnya daun itu lepas dan gugur dari ranting kering, mereka berdua berucap bahwa itu bukan perpisahan tetapi hanya siklus alam yang harus ditaati semua.

Sebab nantinya akan ada ranting-ranting muda yang tumbuh dan di sana juga akan ada daun-daun muda yang bersemi meneruskan kehidupan cinta mereka. Akan terjadi reinkarnasi semangat awal cinta mereka.  Tak selamanya tragedi cinta akan diwariskan terus menerus ke generasi berikutnya. Ada tragedi tetapi pasti ada cerita romansa yang berakhir bahagia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun