Sang gadis tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik jelita.
Tak ada pria yang tak tertarik padanya.
Tapi ada suatu trauma yang disandang sang gadis yang membuatnya menderita.Â
Tak banyak orang yang mengetahuinya. Sampai kemudian terjadi suatu peristiwa. Ketika akan disuntik vaksinasi corona, ketika melihat jarum yang akan disuntikkan ia gemetar, pucat, dan kemudian pingsan seketika. Di matanya berlinang deras airmata.
Ini jelas bukan ketakutan biasa. Ini trauma yang sangat mendalam di hati dan pikirannya.
Setelah itu dicarilah apa penyebabnya.
Dari seorang pembimbing rohaninya akhirnya diketahui akar masalahnya. Rupa-rupanya ketika masih di dalam kandungan, ibu sang gadis yang janda karena ditinggal pergi suaminya harus bekerja keras untuk mempertahankan hidupnya dan hidup sang gadis yang waktu itu masih dikandungnya.
Sang ibu terpaksa menerima jahitan padahal karenaa matanya agak kurang jelas melihat dan bukan keahliannya maka jari tangannya beberapa kali tertusuk jarum jahit yang dipegangnya. Sakit tertusuk itu yang juga dirasakan oleh sang gadis sampai kini ia jadi dewasa.
Setelah tahu penyebabnya, sang gadis diminta belajr melupakan masa lalunya terlebih ketika ia masih di kandungan ibunya. Ia diminta bersyukur atas luka-luka tusukan jarum yang dirasakan ibunya daan olehnya sebab itu adalah pengorbanan luhur sang ibunda.
