Lelaki itu bangun sebelum terbitnya matahari.
Bukan karena galau gara-gara kekasih hati. Tetapi memang sudah menjadi niatan hati.
Niatan hati untuk lebih giat menelusuri hidup untuk dijalani.
Pandemi membuat ia bagai orang mati. Tak ada niat dan aktivitas sama sekali kecuali membaringkan diri. Segalanya toh bisa dilakukan hanya dengan memainkan jari-jari.
Tapi badannya menjadi tambun tak terperi. Segala penyakit lalu sudah mengantri.
Maka niatnya di pagi yang berseri, ia kan jalan-jalan untuk menggerakkan tanagan dan kaki. Ia akan menyapa orang-orang yang dijumpai. Pulangnya dia akan membeli beberapa bibit tanaman untuk ditanamnya di halaman rumah sendiri. Maka ia berharap bisa sehat jasmani dan rohani.