Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dialog Sang Lelaki dengan Rembulan

30 Juni 2021   23:56 Diperbarui: 1 Juli 2021   00:34 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: news.unair.ac.id

Dalam kesepian dan dinginnya malam, sang lelaki berdialog dengan rembulan.

Wahai rembulan bolehkah kupinjam awan yang menyelimutimu untuk membalut  luka hatiku yang tak kunjung sembuh, tanya sang lelaki. Rembulan hanya diam membisu karena ia tahu luka itu demikian parah tak tersembuhkan.

Atau kupinjam cahayamu saja untuk menerangi pikiran dan budiku yang demikian gelap, tanya sang lelaki lagi. Rembulan tetap tak menjawab sebab ia tahu gelap hati dan pikiran sang lelaki demikian pekat yang tak terterangi oleh apapun juga sekalipun itu sinar  yang paling terang seperti sinar matahari.

Akhirnya sang rembulan berkata: naiklah ke sini wahai lelaki yang malang. Engkau selalu memandang aku sebagai benda yang indah. Engkau juga melihat awan yang mengelilingiku sebagai selimut yang indah. Tak tahukah engkau wujudku yang sebenarnya? Aku sesungguhnya hanyalah bebatuan dingin yang tak bisa ditumbuhi apapun dan tak ada mahluk yang bisa hidup di permukaanku. Udara dan anginpun tak bisa kunikmati. 

Aku justru iri pada bumi yang kau tempati, lanjut sang rembulan lagi. Segalanya indah. Segala mahluk bisa hidup dengan asri. Udara juga bisa dinikmati. Bersyukurlah wahai lelaki. Janganlah engkau merasa apa yang indah di kejauhan selalu indah pada kondisi yang sesungguhnya. Dan janaganlah engkau selalu mengeluh tentang deritamu. Bangkitlah dan bersyukurlah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun