Dalam perang sebenarnya tak ada yang menang dan kalah. Semua akan kalah, pun yang mengaku menang. Meminjam istilah Sindhunata bagai anak bajang yang menggiring angin. Semua sia-sia saja.
Demikian pula tentang Palestina. Tak penting benar siapa yang memulai dan siapa yang hanya mengikuti. Tak penting pula apakah ada motivasi agama atau non agama.
Yang kita tahu gambaran suram tentang  anak-anak Palestina. Betapa mereka menderita. Harus menanggung luka baik raga maupun rasa. Banyak yang kehilangan orangtua. Banyak yang tak tahu di masa depan akan seperti apa. Membekas pula trauma dentuman meriam dan senjata yang tak mudaah hilang di sepanjang hidupnya
Maka sudah selayaknya bila bagi anak-anak Palestina dipersembahkan air mata duka dengan ketulusan dari hati yang paling dalam. Dari hati bangsa Indonesia yang luka dalam karena kemanusiaan telah dinodai, dilecehkan, dan dipermainkan.