Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hormat pada Para Ibunda

9 Mei 2021   22:01 Diperbarui: 9 Mei 2021   22:08 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang ibu menggendong anaknya sambil bekerja (sumber gambar: wallpaperlist.com)

Pada Hari Ibu sedunia, pantaslah kita hormat pada semua ibunda.

Para ibunda dikaruniai fisik dan jiwa yang lebih hebat dari pria atau ayahanda.

Itulah mengapa ibu bisa bertahan dan menahan rasa sakit ketika melahirkan yang belum tentu ayahanda bisa. Jika sebagai tahanan perang, konon tahanan lelaki juga cepat menyerah ketika menghadapi siksaan. Beda dengan tahanan wanita yang lebih tahan siksa.

Jam kerja ibu runahtangga adalah 24 jam tanpa jeda. Juga sering tak dihargai secara uang dalam berbagai catatan statistik dan angka-angka.

Hormat pada para ibunda yang harus menanggung peran ganda. Sebagai ibu dan sekaligus sebagai ayah yang juga harus banting tulang mencari rejeki untuk rumahtangga, sementara dengan dalih budaya sang ayah tidak bekerja. Bisa juga karena sang ibu adalah orangtua tunggal, yang belum tentu sang ayah juga bisa.

Dalam berbagai kisah sering diceritakan ketika sang ibu menghadapi dilema. Pada saat akan melahirkan apakah akan menyelamatkan nyawa ibu ataukah anaknya. Sang ibu memilih menyelamatkan nyawa anaknya.

Banyak kisah tergambar pula ketika sang ibu dalam kemiskinannya, lebih memilih lapar dan menyerahkan makanan untuk anaknya.

Banyak fakta terbukti pula bahwa pendidikan dari ibu sejak kecil lebih punya pengaruh terhadap anak dibanding didikan ayahanda. Maka betul kata pepatah: surga ada di telapak kaki ibunda.

Pun pula restu ibunda dalam setiap langkah merupakan bekal yang sangat berguna untuk langkah apapun juga. Tak heran di wayang purwa, jika seorang ksatria atau raja hendak berangkat perang, selalu yang dimintai restu adalah ibunda.

Maka sudah sepantasnya kita menghormati masing-masing ibundanya. Jangan pernah sakiti hatinya.

(Puisi Menyambut Hari Ibu Sedunia 9 Mei 2021)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun