Pahlawan tak hanya nyata di jaman dahulu kala.
Tapi juga di kekinian. Di zaman yang sudah merdeka.  Limapuluh dua awak Nenggala contohnya.
Pengurbanan mereka nyata. Dengan berani dan tabah mereka  menjalankan tugas negara.  Menjaga kedaulatan samudera.  Sampai saat malapetaka itu tiba. Nenggala terbelah tiga. Semua awak gugur kehilangan nyawa.
Apakah mereka semua yang telah kehilangan nyawa itu sirna? Tidak. Mereka hanya berpindah dari alam fana yang sesungguhnya penuh dengan duka dan derita menuju alam baka yang bebas dari segala yang menyebabkan luka. Mereka kini semua sudah bahagia di sisiNya.
Doa yang tulus dan hormat serta penghormatan sebesar-besarnya patut diberikan oleh seluruh anggota masyarakat bangsa. Jangan ada lagi, nyinyiran seperti ocehan politisi yang tak tahu empati dan tata krama.
Bagi keluarga yang ditinggalkan hendaknya tabah dan melanjutkan peziarahan dan perjuangan serta cita-cita yang sudah tiada. Sungguh perpisahan ini hanya sementara. Karena semua dari kita pada akhirnya akan berkumpul kembali di alam keabadian di sana.