Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ayah Jangan Pergi

24 April 2021   23:37 Diperbarui: 25 April 2021   00:01 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: asumsi.co

Si bocah kecil itu punya tajamnya naluri.

Dicegahnya ayahnya pergi. Dengan tangis diteriakannya: Ayah jangan pergi. lalu ia berusaha supaya pintu terkunci.

Tapi sebagai prajurit sang ayah tetap pergi. Demi melaksanakan tugas bagi ibu pertiwi.

Kini firasat bocah itu terbukti. Ayahnya pergi. Bukan untuk sementara tetapi kepergian yang abadi.

Tenanglah nak, ayahmu sudah bahagia di surga nan indah. Ia akan selalu mendoakanmu dari sana dan senantiasa menjagamu sampai nanti ia akan menjemput dan menantimu di pintu surgawi. Untuk bersama masuk ke keabadian.

(Puisi Ini dilhami oleh kisah salah seorang putera awak Nanggala 402, yang melarang ayahnya pergi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun