Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penyesalan Ponsius Pilatus

1 April 2021   16:59 Diperbarui: 1 April 2021   17:16 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ponsius Pilatus (sumber gambar: deviantart.com)

Setelah menjatuhkan putusan agar Yesus atau Isa untuk disalibkan, merenunglah Pilatus.

Dalam hatinya ia berkata: baru kali ini dalam karirku sebagai gubernur dan sekaligus hakim, aku menghukum orang tak bersalah. Habis bagaimana lagi banyak orang dan rakyat mengancamku. Kalau tidak menyerahkan orang itu untuk disalib mereka akan melaporkanku ke kaisar dan tamatlah karirku.

Istriku, katanya lagi dalam hati, sebenarnya sudah memperingatkanku supaya jangan berurusan dan menghukum orang itu karena dalam mimpinya ia jadi menderita karena ulahku terhadap orang itu.

Kini nasi sudah jadi bubur. Orang itu sudah tersalib. Kini tidurku gelisah. Aku harus mabuk anggur dulu baru tertidur. Sungguh menyesal aku. Tapi aku dengar orang itu suka mengampuni  orang berdosa. Mudah-mudahan Ia memohonkan ampun bagiku kepada Allah BapaNya sebab aku sungguh menyesal dan sadar sebagai manusia lemah belaka.

Dalam kehidupan kita sering seperti Ponsius Pilatus. Mengurbankan orang tak bersalah demi ambisi kita. Cepatlah sadar kalau kita melakukakan seperti itu adanya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun