Dulu sungai di desanya mengalir bening. Ikan-ikan wader kecil dan udang berseliweran tampak. Ia kadang mengambil dan menggorengnya untuk lauk. Sungai itu juga sumber penghidupan bagi para petani karena untuk irigasi.
Tapi itu dulu sebelum ada polusi. Polusi yang datang dari pabrik yang dibangun yang katanya demi modernisasi. Kini sungai itu keruh dan bukan sumber kehidupan dan solusi
Demikian pula airmata gadis kekasihnya. Dulu airmaata bening yang mengalir itu mencerminkan ketulusan hati. Entah karena gembira. Entah karena duka. Itu mengalir apaa adanya.
Kini airmata yang mengalir dari mata sang gadis bukan lagi apa yang terungkap di hati. Ia sudah dimanipulasi dan juga sudah mengalami polusi. Sang lelaki tak lagi bisa menebak apa arti airmata sang gadis.
Mungkin memang ada hubungan antara polusi sungai akibat modernisasi dengan airmata sang gadis yang juga terkena polusi dan cenderrung di manipulasi. Modernisasi membuat manusia juga melakukan  adaptasi.