Dalam mimpinya lelaki itu tiba-tiba bimbang di persimpangan. Apakah ia harus menempuh jalan pulang yang sama dengan jalan datang.
Ketika dulu ia datang matahari terbit dan menjadi terang. Ketika pulang semestinya matahari terbenam dan bulan bersinar menggantinya.
Dalam kebimbangannya, sang lelaki berdoa kepada Tuhan supaya ia jangan tersesat ke jalan pulang, sebagaimana dulu Tuhan menuntunnya untuk datang ke dunia yang sekarang.
Ketika lelaki itu bangun dari tidur dari mimpinya satu kesimpulannya Tuhanlah pemilik dirinya seutuhnya. Alam semesta dan mahluk  yang mendiaminya hanya setitik noktah di samudra.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!