Berkali-kali pot yang ada di pinggir jalan sempit itu tertabrak mobil yang lewat, tanpa waspada. Tak ada yang peduli akan dampaknya. Pot itu retak akhirnya. Tanaman yang di dalamnya tumbuh seadanya mengharap ada tetesan air hujan yang turun untuk sekedar penawar dahaga dan bertahan hidup sekenanya.
Kupungut tanaman itu. Kupelihara. Mungkin sebagai rasa terima kasihnya, kini ia tak berhenti berbunga.
Semoga bunga engkau menjadi penghias rumahku yang abadi selamanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!