Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cermin Retak

18 Januari 2021   22:00 Diperbarui: 18 Januari 2021   22:00 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lelaki itu tetap menyimpan dan menggunakan cermin yang retak di kamarnya. Cermin dengan bingkaau kayu jati kuno yang dibawanya dari desa.

Ketika masih di desa dulu ia sering menggunakannya untuk berdandaan dan menyisir rambutnya sebelum berangkat ke sekolah.

Ia tak berani membeli cermin baru di kota sebab ia takut berkaca pada cermin baru  yang jernih. Hal itu akan menggambarkan wajahnya yang sebenarnya yang penuh goresan luka akibat kejamnya kota.

Karenanya lebih baik digunakannya cermin retak dari desa. Retak cermin itu justru menampakkan wajahnya yang sebenarnya. Juga mengingatkannya pada masa kecil yang bahagia di desa meski hidup seadanya saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun