Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Remang Stasiun Kereta

17 Januari 2021   23:01 Diperbarui: 17 Januari 2021   23:05 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lelaki itu menunggu kereta. Remang-remang stasiun itu, sepi, dan dingin mencengkeram tulangnya

Dicarinya penjual koran untuk mengusir sepi dan dingin. Tapi tak ada. Sudah tutup semua.

Tiba-tiba angin menerbangkan koran lama yang tak tahu darimana. Bulu kuduknyapun berdiri.

Diambilnya koran itu. Tertulis berita seorang gadis kecil yang tewas terlindas kereta ketika menyeberang hendak ketemu ibunya yang pulang dari luar kota.

Kini sadarlah lelaki itu, arwah sang gadis ingin berkomunikasi dan meminta doanya.

Dengan rasa iba, lelaki itupun berdoa hingga kereta yang akan ditumpanginya tiba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun