Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gumam dan Mimpi Sang Pendosa Kecil

27 November 2020   23:22 Diperbarui: 27 November 2020   23:25 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang lelaki merenung di balik jeruji besi. 

Gumamnya: Aku hanyalah sang pendosa kecil.Cuman pencuri kelas teri.  Cuman mencuri ayam dan kujual untuk hidup sehari. Tapi mengapa aku digebuki sampai hampir mati. Aku juga sudah dikurung entah berapa hari dan berapa masa lagi.

Dihelanya napas lalu gumamnya lagi, tapi mengapa sang pendosa besar, maling uang negara dengan korupsi tak setimpal ketika dieksekusi. Mereka malah kadang beraksi dan melambai tangan dan melempar senyum di kamera televisi?

Lalu bermimpilah dalam tidurnya sang pendosa kecil itu. Dalam mimpi itu ada hakim agung yang mengadili para hakim dunia yang dihukumnya dengan berat. Sementara terhadapnya sang hakim agung melempar senyum dan membebaskannya seraya memberinya sembako secukupnya. Ketika dia akan menerima sembako itu, tiba-tiba ia terbangun karena sipir membangunkannya untuk olahragaa pagi. Ah, ternyata itu hanya mimpi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun