Seorang lelaki merenung di balik jeruji besi.Â
Gumamnya: Aku hanyalah sang pendosa kecil.Cuman pencuri kelas teri. Â Cuman mencuri ayam dan kujual untuk hidup sehari. Tapi mengapa aku digebuki sampai hampir mati. Aku juga sudah dikurung entah berapa hari dan berapa masa lagi.
Dihelanya napas lalu gumamnya lagi, tapi mengapa sang pendosa besar, maling uang negara dengan korupsi tak setimpal ketika dieksekusi. Mereka malah kadang beraksi dan melambai tangan dan melempar senyum di kamera televisi?
Lalu bermimpilah dalam tidurnya sang pendosa kecil itu. Dalam mimpi itu ada hakim agung yang mengadili para hakim dunia yang dihukumnya dengan berat. Sementara terhadapnya sang hakim agung melempar senyum dan membebaskannya seraya memberinya sembako secukupnya. Ketika dia akan menerima sembako itu, tiba-tiba ia terbangun karena sipir membangunkannya untuk olahragaa pagi. Ah, ternyata itu hanya mimpi.