Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pengaruh Penurunan Bunga Acuan terhadap KUR

7 Maret 2020   21:24 Diperbarui: 9 Maret 2020   11:34 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Rapat Dewan Gubernur BI tanggal 19-20 Februari 2020 memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI yaitu BI 7-Days Repo Rate sebesar 25 basis poin dari yang semula 5 persen menjadi 4,75 persen. 

Keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan stabil dan rendahnya tingkat inflasi Indonesia serta juga stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Tujuannya tentu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang di tahun 2020 ini diramalkan suram oleh berbagai pengamat dan lembaga.

Harapannya dengan penurunan bunga acuan tersebut maka suku bunga kredit akan turun dan dengan demikian akan mendorong investasi yang akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 

Tentu peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut haruslah pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Salah satu ukuran kualitas pertumbuhan ekonomi adalah bila pertumbuhan ekonomi tersebut bisa menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan.

Salah satu jalur agar penurunan bunga acuan BI mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berkualitas adalah dengan melihat dampaknya pada Kredit Usaha Rakyat (KUR). 

KUR selama ini merupakan kredit yang diberikan untuk Usaha Mikro Kecil dan Koperasi (UMKM). Dengan penurunan bunga acuan maka diharapkan penyaluran KUR akan meningkat sehingga UMKM maju dan pengangguran serta kemiskinan bisa turun.

Selama ini UMKM memang memegang peran penting atau bahkan sebagai tulang punggung dalam ekonomi Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan oleh beberapa indikator. Pertama, sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau pendapatan nasional Indonesia lebih dari 60 persen. 

Kedua, UMKM menyerap sekitar 120 juta pekerja di Indonesia atau sekitar 96 persen pekerja. Ketiga, dari sisi ekspor UMKM menyumbang sekitar 15,7 persen total ekspor Indonesia.

 Namun di sisi lain, Data Kementrian Keuangan menyebutkan bahwa sekitar 44 juta atau 73 persen UMKM masih kesulitan untuk mendapatkan kredit perbankan. Atas dasar fakta inilah maka mulai tahun 2007 diluncurkan KUR.

Berbagai Skema Penyaluran KUR

Pada awalnya KUR dijalankan dengan skema penjaminan atau asuransi kredit oleh pemerintah lewat PT Jamkrindo dan Askrindo. Sasarannya adalah pada UMKM yang usahanya bagus tetapi tidak terjangkau oleh Bank karena masalah agunan. Dengan penjaminan tersebut maka Bank bisa memberikan kredit pada UMKM. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun