Sebuah laporan berjudul "Digital e-Conomy South East Asia (SEA) 2019", menyebutkan bahwa ada 90 juta penduduk dewasa Indonesia yang tak punya akses ke bank (Unbanked). Mereka ini-menurut laporan tersebut- tak punya rekening bank, kartu kredit, simpanan, ataupun produk bank yang lain seperti asuransi.
Jumlah penduduk Indonesia yang tak punya akses ke bank tersebut jauh lebih besar dari dua negara ASEAN yang laian yaitu: Malaysia (hanya 3 juta orang) maupun Thailnad (10 juta orang).Â
Laporaan tersebut menyebut ada 2 (dua) sebab mengapa 90 juta penduduk Indonesia tak memiliki akses ke bank. Pertama, adalah terbatasnya akses atau infrastruktur internet (mobile broad band).
 Sebenarnya akses ke bank yang terkendala secara fisik (karena ketiadaan kantor bank dan sarana transportasi yang terbatas untuk sampai ke lokasi bank bisa diatasi dengan perkembangan fintech. Tetapi akses dan infrastruktur internet yang terbatas membuat banyak penduduk Indonesia yang tak bisa juga dijangkau oleh fintech.
Sebab yang kedua dari tak punya akses ke banknya dari 90 juta penduduk Indonesia adalah soal peraturan keuangan yang masih terlalu ketat. Industri jasa keuangan memang industri yang mengandalkan kepercayaan sehingga memang harus diatur secara ketat. Namun aturan yang terlalu ketat justru kontraproduktif karena membatasi kases penduduk ke bank.Â
Tampaknya tindakan OJK yang tegas terhadap berbagai fintech di satu sisi, dan di sisi yang lain belum jelasnya aturan karena masih sifatnya membatasi (sand boxing) merupakan hal yang dimaksud.
Hal yang menarik dari laporan tersebut adalah dinyatakan bahwa ada 40 juta penduduk indonesia yang "Underbanked" atau tidak memanfaatkan akses ke bank secara penuh yaitu untuk meminjam dan menggunakan dana untuk investasi. Tampaknya memang ini masih jauh karena orang Indonesia rata-rata hanya menyimpan uangnya di bank tetapi tidak melakukan investasi.Â
Tren suku bunga ang terus menurun tampaknya menjadi harapan agar orang Indonesia tidak hanya menyimpan uangnya tetapi juga melakukan investasi produktif.Â
Di banyak negara maju, suku bunga simpanan sampai negatif karena memang untuk mendorong orang melakukan investasi dan tidak menganggurkan uangnya di simpanan.