Di tengah memanasnya suhu politik menjelang Pilpres dan Pileg 2019, Presiden Jokowi membuat keputusan yang mengejutkan yaitu membebaskan Abu Bakar Baasyir (ABB).
Banyak yang mengatakan bahwa ini strategi politik Jokowi untuk merangkul golongan islam garis keras. Analisis ini ada benarnya tapi saya kira pertimbangan Jokowi lebih jauh.
Pertimbangan kemanusiaan karena melihat ABB sering sakit-sakitan di penjara seperti yang dikemukakan pemerintah ada benarnya. Tapi di balik itu masih ada alasan yang lebih jauh. Jokowi berhitung jika ABB sampai meninggal di penjara tentulah pemerintah akan disalahkan dan akan ada demo berjilid jilid dan hal itu mungkin saja akan ditunggangi berbagai kepentingan termasuk kepentingan asing. Memang mrmbebaskan ABB juga akan dikritik asing, misal yg sudah melakukan Australia dan pasti sebentar lagi AS. Tapi hal ini lebih gampang ditangkis dengan mengatakan Indonesia adalah negara berdaulat.
Hal lain, jika ABB sampai meninggal di penjara maka mungkin akan ada skenario untuk membuat rusuh di Solo karena pesantren ABB ada yg di Solo. Kita tahu bahwa solo akhir-akhir ini sedang diobok-obok.
Jadi saya bisa memahami kebijakan Jokowi membebaskan ABB. Lagipula hal tersebut tak melanggar hukum karena hak prediden untuk melakukannya dan narapidaba yang sudah menjalani 2/3 masa penahanannya berhak mendapatkan grasi dan pembebasan.