Ada hal menarik yang terjadi di debat pertama calon presiden dan wakil presiden yang baru saja dilaksanakan. Hal itu terjadi ketika salah satu moderator Ira Koesno mempersilahkan masing-masing calon untuk menyampaikan kata penutup dengan mengapresiasi lawan debatnya.
Giliran pertama Jokowi-Maaruf Amin. Jokowi menyampaikan bahwa dia dan Maaruf Amin sudah tahu persoalan bangsa dan akan mengatasinya jika mereka terpilih. Jokowi juga mengatakan ia tak punya beban masa lalu baik dalam pelanggaran HAM, korupsi, dan masalah lain. Waktu masih tersisa banyak. Lalu Ira Koesno menyampaikan apakah akan disampaikan apresiasi terhadap lawan debat. Jokowi mengatakan cukup.
Giliran kemudian diberikan kepada Prabowo-Sandi. prabowo mengulangi bahwa merka akan membenahi masalah hukum yang terjadi antara lain dengan membenahi aturan hukum yang tumpang tindih. Lalu Ira Koesno mempersilahkan Parabowo Sandi apakah akan menyampaikan apresiasi terhadap pasangan Jokowi-Maruf Amin. Prabowo menyatakan cukup.
Jadi dalam kata penutup masing-masing pasangan calon Presiden-Wakil Presiden tidak menyamapaikan apresiasi atas lawan debatnya. Ada beberapa kemungkinan mengapa demikian. Pertama, mereka masing-masing merasa gngsi untuk menyampaikan kelebihan pasangan debatnya. Bagi mereka masing-masing memuji lawan berarti mengakui keunggulan lawan dan itu sesuatu yang tidak baik  di mata pendukung masing-masing.Â
Kedua, mungkin hal tersebut karena ketegangan masing-masing dalam menghadapi debat kali ini sehingga tidak "ngeh" dengan apa yang diucapkan moderator pada sat harus menyampaikan kata penutup dengan mengapresiasi lawan debat masing-masing. Ketiga, Â mungkin aroma "permusuhan" sudah sedemikian kental sehingga tak merasa perlu menghargai lawan debat masing-masing.
Mana yang benar? Wallahualam bissawab.