Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perlu Audit Komprehensif Penyebab Kecelakaan Lion Air

7 November 2018   19:47 Diperbarui: 7 November 2018   20:03 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(nasional.kompas.com)

Musibah pesawat Lion Air JT610 jenis Boeing 737-800 Max  di Tanjung Karawang, Jabar, Senin (29/10) merupakan kecelakaan terburuk sepanjang tahun ini. Dalam kurun dua tahun ini, di Indonesia tercatat sembilan kejadian kecelakaan pesawat terbang.

Namun, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencatat jumlah kecelakaan penerbangan nasional pada 2017 menurun. Dari laporan KNKT, selama 2017 jumlah kecelakaan penerbangan terdapat tujuh kasus. Catatan tersebut menunjukkan bahwa ada perbaikan sangat signifikan dalam hal keselamatan penerbangan.

Sesuai hasil audit International Civil Aviation Organization (ICAO) atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, Indonesia sejak akhir tahun 2017, berada pada peringkat 55 dari sebelumnya di posisi 151 soal keselamatan penerbangan. Data itu juga menunjukkan, posisi Indonesia sesungguhnya termasuk baik dan itu yang harus dipertahankan.

Jumlah kecelakaan dan korban meninggal dunia menurut KNKT menurun tajam dibanding lima tahun terakhir. Pada 2012, jumlah kecelakaan 13 kasus dengan korban 58 meninggal dunia, 2013 ada sembilan kasus dengan dua korban meninggal, 2014 ada delapan kasus dengan 169 korban meninggal, pada 2015 ada 11 kasus dengan 65 korban jiwa, sedangkan 2016 ada 19 kasus dan 30 korban meninggal dunia. Pada 2017, tidak ada korban meninggal.

Namun, kita tersentak mendengar musibah Lion Air yang diperkirakan 189 korban tewas. Adakah sesuatu yang salah? Perlukah penyelidikan atau audit terhadap Lion Air?

Persaingan

Naiknya pendapatan masyarakat serta dibangunnya bandara modern di berbagai kota besar di Indonesia membuat bisnis penerbangan merupakan bisnis yang sangat menjanjikan. Pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia cukup pesat. Pada 2017, tercatat jumlah penumpang mencapai lebih dari 100 juta orang, baik penerbangan domestik maupun luar negeri.

Di berbagai Bandara lalu lintas penumpang dan barangpun sangat padat, yang mengkonfirmasi betapa pesatnya pertumbuhan industri penerbangan kita. Akibatnya maskapai penerbangan tumbuh dengan sangat pesat dan persaingan sengit antar maskapaipun terjadi.

Seiring dengan persaingan tersebut maka tumbuhlah apa yang disebut dengan Pesawat Berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC). Bagaimana caranya agar bisa menerbangkan pesawat dengan biaya murah sehingga harga tiketpun murah?

Ada beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan: menggunakan pesawat yang lebih irit bahan bakar, mengurangi pelayanan makan dan minum, membayar sumberdaya manusia penerbangan dengan murah, memotong jalur, memotong biaya perawatan, memotong biaya pelatihan SDM yang terkait dengan kompetensi, dan lain-lain.

Berbagai strategi tersebut ada yang tak berbahaya bagi keselamatan penumpang tetapi ada juga yang berbahaya. Strategi yang tidak berbahaya bagi keselamatan penumpang misalnya adalah dengan menggunakan pesawat yang penggunaan bahan bakarnya lebih irit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun