Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

IMF Perlu Direformasi

2 November 2018   09:21 Diperbarui: 2 November 2018   09:46 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dengan Bank Dunia atau World Bank  (WB) telah berlangsung dengan sukses di Bali yang berlangsung tanggal 8-14 Oktober 2018. 

Sebanyak 34.000 orang hadir ada acara tersebut, 15.000 orang di antaranya berasal dari luar negeri. Ada 189 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral yang hadir sebagai Head of Delegation (HoD) dari seluruh dunia. Ada pula beberapa pemimpin negara yang secara langsung hadir untuk mengikuti beberapa event dalam acara tersebut.

 Pidato Presiden Jokowi yang mengatakan bahwa situasi ekonomi dunia saat ini mirip dengan film "Game of Throne" mendapat sambutan hangat para peserta dan sempat menjadi viral. Jokowi mengatakan bahwa sekarang ini negara-negara adi kuasa dalam ekonomi saling mementingkan dirinya sendiri sehingga nantinya kalau dibiarkan akan mirip situasi yang digambarkan dalam film itu yaitu baik yang menang ataupun yang kalah akan  sama-sama merugi.

 Situasi ekonomi dunia yang demikian itu bisa digambarkan secara ringkas ke dalam 3 (tiga) persoalan utama. Pertama, Krisis Ekonomi yang kembali terjadi dan mulai merembet ke banyak negara dari Argentina, Turki, dan kini sudah mulai merembet ke Afrika Selatan. 

Tampaknya negara-negara maju tak peduli dengan krisis ekonomi yang mulai merembet ini. Di sinilah sebenarnya peran IMF untuk mencegah perembetan krisis itu ke negara-negara lain  dengan melakukan pengawasan dan pendeteksian secara dini.

Kedua,  Bank Sentral AS atau The Fed tampaknya akan terus menerus mengambil kebijakan menaikkan suku bunga acuannya (Fed Rate) karena melihat ekonomi AS yang makin membaik. 

Makin membaiknya ekonomi AS tersebut membuat The Fed harus sedikit mengeremnya dengan menaikkan suku bunga agar ekonomi AS tak memanas atau terkena inflasi tinggi. Tetapi tindakan The Fed terus menaikkan suku bunga acuannya. Namun kebijakan The Fed ini telah membuat ekonomi di hampir semua negara emerging market terkena dampaknya yaitu berupa pelemahan mata uang negara-negara  tersebut terhadap dolar AS. 

Dampak berikutnya adalah membengkaknya cicilan dan bunga utang luar negeri serta kenaikan harga barang yang kandungan impornya tinggi. Lagi-lagi sebenarnya IMF bisa berperan di sini untuk memperingatkan negara-negara yang kondisi keuangan maupun ekonominya sudah dalam kondisi akan menghadapi krisis sehingga bisa mengambil kebijakan untuk mengantisipasinya.

Ketiga, terjadinya revolusi digital di semua bidang termasuk ekonomi dan keuangan. Revolusi digital ini juga telah menimbulkan dampak serius di beberapa negara, misalnya terancamnya peran perantara (intermediasi) dari bank karena ada sekarang aplikasi pinjam meminjam langsung (peer to peer lending), timbulnya produk-produk keuangan baru yang banci (gabungan dari beberapa produk sekaligus misal asuransi dan tabungan) yang bisa menimbulkan instabilitas sistem keuangan, adanya mata uang virtual (virtual currency) yang membuat aliran uang  bebas antar negara, hilangnya beberapa bidang pekerjaan karena akan lebih efisisen menggunakan teknologi digital, dan lain-lain. IMF mestinya bisa berperan agar revolusi teknologi digital tidak menimbulkan guncangan terhadap sistem keuangan dan perekonomian suatu negara.

IMF Perlu Direformasi

Menghadapi ketiga persoalan ekonomi dunia yang sedang dan akan terus terjadi seperti telah diuraikan di depan maka IMF perlu direformasi. Pertama, IMF perlu direformasi dalam hal kapan harus bertindak untuk mengatasi masalah-masalah keuangan khususnya dan ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara anggotanya. Selama ini IMF akan campurtangan kalau suatu negara sudah mengalami  krisis ekonomi dan keuangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun