Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengatasi 94 Persen Produk yang di Jual "Online" dari China

5 Januari 2018   12:17 Diperbarui: 5 Januari 2018   12:32 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Wakil Presiden Jusuf Kalla meresahkan kenyataan dari data yang diperolehnya bahwa 94 persen produk yang dijual secara online adalah buatan atau diimpor dari China atau Tiongkok. Ia mengusulkan supaya hal ini menjadi perhatian pemerintah sehingga produk buatan Indonesia bisa mengimbangi produk buatan China tersebut.

Untuk menyambut usulan JK tersebut maka perlu dilakukan berbagai kebijakan. Pertama, pemerintah lewat kementrian perdagangan harus menerbitkan aturan untuk menentukan komposisi produk yang dijual antara produk lokal dan produk impor (termasuk dari China). 

Selama ini aturan itu belum ada. Mestinya bisa dicontoh aturan untuk hal yang sama di pasar swalayan. Dalam aturan kementrian perdagangan maka produk yang dijual harus 80 persen buatan dalam negeri (Indonesia). 

Kedua,  pembelajaran perlu dilakukan terhadap produsen dalam negeri khususnya UMKM yang selama ini lebih senang berjualan offline karena ketidaktahuan dan juga kemalasan dalam belajar teknologi. Ketiga, edukasi juga harus dilakukan terhadap masyarakat konsumen Indonesia untuk lebih mencintai produk dalam negeri dibanding produk impor khususnya dari China. 

Keempat, masyarakat senang terhadap produk dari China karena harganya murah. Produk Indonesia seringkali lebih mahal dari produk China karena adanya "biaya lain_lain" seperti biaya pungutan liar dan juga pungutan resmi khususnya pada tingkat daerah. Maka untuk membuat harga produk buatan Indonesia lebih murah salah satunya adalah dengan memberantas berbagai pungutan liar yang harus dibayar para produsen Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun