Mohon tunggu...
Agung Nugroho
Agung Nugroho Mohon Tunggu... pegawai negeri -

membaca dan berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Buat Peserta UN, Kehidupan Kalian Belum Berakhir Walaupun Tidak Lulus UN

9 Mei 2014   18:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:41 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13996075291172900266

sumber : http://rianajinugroho.blogspot.com/2012/02/tanamkan-optimisme-selamatkan-kehidupan.html

Sungguh miris membaca berita bahwa peserta UN SMP Negeri 1 Tabanan Bali bunuh diri dan motifnya diduga karena depresi dalam mengerjakan soal UN ( http://www.tempo.co/read/news/2014/05/07/079575968/Diduga-Depresi-Matematika-Siswi-SMP-Bunuh-Diri ). Sungguh ironi karena UN sekarang menjadi momok yg menakutkan bagi banyak siswa. Bahkan kita sering lihat sebelum penyelenggaraan UN banyak diadakan doa bersama dan tidak sedikit peserta UN yg sampai menangis-nangis menyayat hati seperti ada beban berat dan tekanan yg menghimpit hidup para siswa ini.

Tidak sedikit juga kita dengar bahwa suatu pemerintah daerah menargetkan tingkat kelulusan sampai 100%, dan apakah beban ini yg kemudian ditransfer ke peserta UN hanya untuk tingkat prestise suatu daerah? Kita sebagai orang dewasa terkadang lupa bahwa belajar adalah suatu rangkaian proses bukan hanya melihat dari hasil akhir dari pendidikan itu sendiri. Buat apa ada target tingkat kelulusan sebanyak 100% tetapi terdapat banyak indikasi kecurangan salah satunya banyak disinyalir beredar paket2 kunci jawaban seharga 200 s.d 300 ribu perpaket soal dan berita2 tersebut begitu mudahnya kita peroleh begitu kita search di google.

Bagi para peserta UN hidup kalian belum berakhir walaupun kalian tidak lulus UN, karena kalian bisa ikut berbagai program paket A, B atau C. setelah itu kalian bisa melanjutkan kuliah atau bisa mengambil berbagai macam program keahlian siap kerja yg sekarang banyak ditawarkan oleh berbagai pihak. Mungkin bagi yg tdk lulus UN nantinya akan sedih untuk sementara, tdk masalah karena itu normal tetapi yg harus kalian pikirkan adalah apa yg selanjutnya akan kalian lakukan. Ada banyak peluang yg bisa kalian raih, bukankah "JIKA SATU JALAN DITUTUP MAKA AKAN ADA JALAN LAIN YANG TERBUKA" dan jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan YME karena "TUHAN TAHU APA YANG KALIAN BUTUHKAN BUKAN APA YANG KALIAN INGINKAN".

Untuk itu rasa optimis dalam memandang hidup perlu terus kalian tanamkan dalam diri, Optimisme merupakan gabungan antara semangat, harapan serta cara pandang kedepan yang diejawantahkan melalui kegigihan dalam berjuang. Dengan rasa optimisme satu kegagalan tdk akan membuat kalian jatuh, malah hal tersebut akan memotivasi kalian untuk lebih gigih dan giat berjuang dalam menyongsong masa depan kalian. Jika rasa optimisme sudah tertanam seharusnya kejadian bunuh diri peserta UN karena merasa depresi tdk bisa mengerjakan soal bisa dihindari.

Untuk pemangku kepentingan apakah UN memang harus dipertahankan formatnya seperti sekarang ataukah bisa dikaji ulang formatnya. Kita bisa mengambil contoh pola pendidikan di Jepang atau di negara maju lainnya. Bahkan ada yg menulis artikel mengenai pendidikan di Israel (http://edukasi.kompasiana.com/2014/03/20/berguru-pada-negara-israel--640346.html oleh kompasioner alobatnic). dimana disitu ditulis bahwa Israel menghapus sistem UN (Meitzav).

Saya sendiri tidak pernah merasakan sistem UN, jaman saya masih menggunakan sistem EBTA/EBTANAS dan mungkin saya yg bodoh sehingga tdk merasa tertekan dengan ujian akhir tersebut. Saya selalu nothing to lose, setiap menghadapi ujian. saya tdk tahu jika saya dihadapkan dengan sistem UN seperti sekarang. Tetapi yg saya rasakan bahwa tingkat kelulusan UN sekarang menjadi tolak ukur utama suatu daerah/sekolah. Entah perasaan saya itu benar atau salah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun